Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Balada Utusan-utusan

18 Desember 2019   07:54 Diperbarui: 18 Desember 2019   08:04 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Balada_Utusan_Utusan

Banyak Utusan datang. Beda tempat beda waktu beda Utusan. Namun selalu ada benang merah yang dapat ditarik dari Utusan Utusan yang datang. Pada umumnya mereka tidak diterima, mereka dibully, bahkan ada yang diancam bunuh.

Lalu bagaimana para Utusan Utusan itu menyelesaikan masalah yang dihadapi ?

Itulah Balada Utusan Utusan. Mereka yang sebetulnya membawa berita gembira, namun ditolak kaumnya. Mereka yang memberikan informasi adanya Allah sebagai Robbul Alamin, namun dicibir, diejek, dibully.

"Buktikan kalau apa yang kau katakan itu benar ?" selalu itu yang tanyakan.

Kaum pemuja MERK, selalu ingin melihat sesuatu yang nyata. Mereka begitu memuja Materi, karena itu terbukti dapat membuat mereka jaya, berkuasa dan terhormat. Dengan bersekutu sesama mereka, kaum pemuja MERK bebas melakukan kehendaknya. Aturan dibuat untuk memberi jalan pemenuhan kebutuhan mereka. Mau aklamasi 3 kali, mau pencalonan bersyarat, mau mendorong kroni, itu bukan suatu hal yang mustahil. Pembenaran selalu dapat dicari bagi pemenuhan kepentingan mereka.

Bagi mereka kaum pemuja MERK, Utusan Utusan itu hanya mengganggu kepentingan mereka. Untuk itu, kalau tidak dipercaya, dibully, kalau perlu Utusan Utusan itu disiksa dan diancam bunuh.

Hal itu tentu membuat Utusan Utusan tersebut kemudian berserah diri kepada Allah Robbul Alamin. Namun tidak lupa mereka berdoa untuk mengatasi perlawanan kaumnya, yang tidak mau mendengar pesan Allah Robbul Alamin lewat Utusan Utusan yang mengalami Balada Utusan Utusan.

Musa ke luar dari ancaman Fir'aun. Nuh membuat perahu, sebelum es mencair. Soleh mengeluarkan unta dari batu.

Namun bagi umat terdahulu azab Allah begitu pedih dan langsung turun, karena Balada Utusan Utusan.

Maka tidak aneh, kalau Kresna sempat Tiwikrama. Kresna geram dan marah besar, melihat para begundal kroni Kurawa, mau main hantam, keroyokan, menggalang kekuatan, saat Kresna menjadi Utusan Terakhir Pandawa.  Kalau saja Kresna tidak diingatkan, Kurawa bisa punah dihabisi Kresna waktu Tiwikrama.

Sungguh beruntung menjadi umat Muhammad Rosulullah. Utusan Terakhir Allah Robbul Alamin yang sangat mencintai kaumnya. Walau pun Rosulullah tidak diindahkan perkataannya, bahkan disiksa, dan dilempari batu, Rosulullah seperti Utusan Utusan sebelumnya, juga berdoa kepada Allah Robbul Alamin.

Tentu saja doa Rosulullah diterima dan Allah Robbul Alamin memerintahkan Jibril untuk menemui Rosulullah. Jibril yang tidak tega melihat Rosulullah disiksa, sampai akan memindahkan gunung gunung untuk membalas perlakuan penduduk yang telah berbuat dholim kepada Rosulullah.

Namun Rosulullah tetap berdoa kepada Allah semoga orang orang yang berbuat dholim kepadanya, mendapat petunjuk dari Allah Subhana wa Ta'ala.

"Saya hanya berharap kepada Allah SWT, andaikan pada saat ini, mereka tidak menerima Islam, mudah-mudahan kelak mereka akan menjadi orang-orang yang beribadah kepada Allah SWT." begitu respon Rosulullah ketika Jibril akan menghukum kaum yang berbuat dholim kepada Rosulullah.

Sungguh Muhammad Rosulullah adalah nikmat yang paling besar bagi manusia di bumi. Rosulullah Utusan Allah Robbul Alamin, yang sangat mencintai umat manusia. Utusan Terakhir yang bertugas menyampaikan. Bukan mengadili, menghakimi.

Begitu juga umat pengikut Rosulullah, hanya menyampaikan apa yang tertulis dalam Al Furqon.

Namun mengapa dibalik balik, pengikut Rosulullah dianggap radikal, intoleran, ekstrim.

Balada Utusan Utusan akan selalu terjadi, terjadi dan terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun