Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Isu Kuda Troya Prabowo Mulai Diantisipasi?

21 Juli 2019   08:36 Diperbarui: 21 Juli 2019   08:52 2135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Isu Kuda Troya Prabowo Mulai Diantisipasi ?

Dampak negatif langkah Prabowo the Last Sukarno, bukan saja mendorong Alumni 212 menegaskan komitmen terhadap perjuangan umat, namun bahkan mulai diantisipasi pihak-pihak lain. Tidak dapat disangkal bocoran AR mengenai power sharing sebagai syarat rekonsiliasi membuka tabir gelap yang tersembunyi dari situasi terang benderang temu MRT. 

Walau pun yang diungkap AR ke publik suatu hal mustahil terjadi, namun persepsi publik bahwa langkah jenius misterius Prabowo di temu MRT, dapat menggoyang stabilitas yang ingin dibangun kelompok heboh.

Namun karena Prabowo masih dianggap sebagai the Last Sukarno oleh kekuatan yang dianggap masih determinan yang diwakili oleh Pangeran Biru BG, maka gerilya Prabowo yang sempat diungkap ke publik, menjadi sasaran tembak. 

Goyangan status HRZ bisa jadi merupakan salah satu dari upaya untuk, upaya bertahan dari gempuran langkah jenius misterius Prabowo. Walau pun di sisi lain masih muncul upaya persuafif terhadap masuknya Islam sebagai faktor penentu dalam konstelasi politik di negeri ini.

Berbagai pola dicoba untuk menggambarkan situasi ancaman terhadap rekonsiliasi dari kekuatan heboh. Mulai dari Prabowo meninggalkan Alumni 212, bahkan sampai upaya menggagalkan  rekonsiliasi dari lingkaran elit politik kekuatan pendukung Prabowo. 

Tujuan utamanya adalah menggiring opini untuk memisahkan Prabowo dari determinasi kekuatan kelompok penekan kebijakan. Kelompok heboh sering menggunakan stigma negatif kepada umat Islam, yang dengan hal itu dapat memperoleh legitimasi dalam melaksanakan tujuan tujuan politiknya.

Di sisi lain ancaman munculnya power sharing baru hasil dari kesepakatan rekonsiliasi mulai merebak. Politik adu kuat, adu paling berjasa, adu paling berhak mulai muncul ke permukaan. 

Guncangan temu MRT, bukan saja membuat lingkaran kekuatan Islam sebagai kelompk penekan terbelah, namun juga membuat kelompok heboh berjuang untuk mendapatkan power sharing sepihak.

Namun mengingat Pilpres 2019 memiliki gerbong yang sangat besar, maka perjuangan menghadapi power sharing menjadi perjuangan pihak pihak. Indikasi posisi Ketua DPR dan Ketua MPR menjadi salah satu ajang dari gemuruh perebutan power sharing yang sudah mulai meledak. Kibasan Gerindra, Golkar dan PKB akan mulai muncul ke permukaan. Sementara PDIP tetap patuh menunggu petunjuk Mega.

Maklum dengan posisi determinan Pangeran Biru BG yang mampu menggandeng Prabowo, kekuatan heboh pihak pihak pada gerbong besar mencoba mengantisipasi secara sendiri sendiri.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun