Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sesi 3: Musibah

10 Juni 2019   06:41 Diperbarui: 10 Juni 2019   06:53 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: youtube/emotion

sebelumnya

Sesi_3_Musibah

Indah tak kuasa menahan rasa sedih dan kecewa, melihat Dani mendekati Fitriah. Sekali lagi Indah mengalami situasi dan kondisi yang tidak diharapkannya. Harapan besarnya untuk mendapatkan perhatian dari Dani, yang selama ini disimpan jauh dalam lubuk hati yang paling dalam. Untuk yang ke dua kalinya, Dani kembali mengabaikan Indah dan harus memilih Fitriah.

Rasa sesak di dada Indah sungguh hampir tak tertahankan. Harapan akan mendampingi Dani musnah sudah. Padahal harapan itu baru bersemi kembali.

Indah bahkan berjuang begitu keras untuk membantu Dani, mengatasi masalah dalam melaksanakan tugas yang diberikan Tulus, kepada Dani. Indah mengamati kegiatan Fitriah, supaya Dani dapat menemukan sesi yang tepat dalam membuat laporan kepada Tulus.

Indah juga berhasil meyakinkan Tulus, ketika ternyata justru kerja sama Indah dengan Dani, membuat Fitriah jatuh sakit, dan menyampaikan kondisi Fitriah kepada Tulus. Laporan Indah berhasil meyakinkan Tulus untuk pergi ke Jogja.

Indah berharap kedatangan Tulus dapat mengatasi persoalan Fitriah. Dengan begitu, Indah dapat fokus memikirkan pendekatan kepada Dani. Namun yang terjadi sungguh di luar dugaan.

Kedatangan Tulus, bukan membuat Indah dapat lebih dekat kepada Dani, namun justru mendorong Dani, untuk kembali kepada Fitriah.

~~
Oh Tuhan, mohon ampun
Atas dosa dan dosa selama ini
Aku tak menjalankan perintah-Mu
Tak perdulikan nama-Mu
Tenggelam melupakan diri-Mu
~~

Panas terasa di kepala Indah. Rasa itu lalu mengerucut di ke dua bola matanya. Panas itu begitu berasa di pipi Indah, walau sudah berubah menjadi air mata yang meleleh di ke dua pipinya. Indah tak dapat lagi menahan kesedihan yang melesak dari dalam dada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun