Ketika Liverpool disarankan untuk fokus ke Liga Primer Inggris, Klopp mencak-mencak. Bukannya Klopp menelaah lebih lanjut pengalaman Liverpool yang kewalahan di laga laga akhir di Liga Primer Inggris, karena musim lalu Liverpool berhasil menembus final Liga Champions.
Klopp bahkan merasa dibikin bodoh. Bagi Klopp Liverpool harus tetap gas pol. Gegen Pressing Klopp memang merupakan power Liverpool dalam setiap laga. Liverpool bahkan dianggap sebagai calon Juara Liga Champions musim lalu, karena Madrid bersama Zidane sudah berhasil meraih Juara Liga Champions 2 (dua) kali berturut-turut.
Namun nasib Liverpool sama seperti halnya Juventus pada final musim sebelumnya. Juventus pada musim sebelumnya juga penuh dengan semangat besar dan motivasi tinggi untuk menggagalkan Madrid meraih Juara Liga Cahmpions 2 (dua) kali berturut-turut, yang tidak pernah terjadi oleh klub lain.
Namun usaha Juventus gagal, bahkan perlawanan Juventus boleh dikatakan hanya pada babak pertama laga final Liga Champions, Juventus lawan Madrid musim 2016-2017. Bahkan nasib Liverpool lebih tragis, begitu Mo Salah harus ke luar lapangan karena cidera dari terjangan Ramos, perlawanan Liverpool yang powerful tiba-tiba surut. Liverpool pun kalah dengan tragis di babak ke dua oleh Madrid di laga final Liga Champions.Â
Nasib kurang bagus Liverpool berlanjut di Liga Primer Inggris. Pada laga laga akhir Liverpool tidak mampu mengumpulkan poin poin, jangankan untuk mengejar City di puncak klasemen Liga Primer Inggris, untuk bertahan di posisi the big four saja, Liverpool keteteran.
Gegen Pressing Klopp memang berhasil mengalahkan City di Liga Primer Inggris setelah City tak terkalahkan pada musim lalu. Klopp bahkan menyebut kemenangan Liverpool atas City itu tidak akan terjadi 20 tahun lagi. Namun setelah itu Liverpool drop. Nasib yang sama dialami Spurs setelah pada awal musim mampu mengalahkan MU di Old Trraford  kandang MU.
Setelah mabuk kemenangan saat mengalahkan MU, Spurs kedodoran. Sampai saat ini, Spurs telah mengalami kekalahan 3 (tiga) kali berturut-turut, 2 (dua) kali di Liga Primer Inggris saat melawan Watford dan Liverpool, 1 (satu) kali di Liga Champions saat berjumpa dengan Inter. Begitu juga halnya setelah Liverpool kalah di final Liga Champions, hari-hari gelap menaungi Liverpool.Â
Namun Klopp tidak mau peduli. Bagi Klopp Gegen Pressing Liverpool tidak akan berkurang menghadapi klub klub lawan lawan Liverpool. Sampai saat ini memang Gegen Pressing Klopp akan terus memakan korban. Sothon dapat menjadi korban berikutnya dari Liverpool.
Apalagi kalau Liverpool akan berusaha keras merebut kembali posisi puncak klasemen sementara Liga Primer Inggris, yang minggu lalu dicuri Chelsea, hanya karena selisih gol. Liverpool akan semakin garang untuk menghabisi Soton setelah berhasil menumbangkan PSG di kancah Liga Champions Eropa.
Bukan tidak mungkin Mo Salah diharapkan dapat tampil lebih prima dari pada laga laga sebelumnya. Tentu saja gerak cepat dan lincah Sadio Mane akan berpengaruh besar pada penampilan Liverpool nanti. Firmino bisa jadi akan dimainkan sebagai pemain pengganti, mengingat cidera matanya yang belum begitu pulih.
Terbukti pergantian Firmino di akhir babak ke dua ketika Liverpool melawan PSG, berbuah manis. Firmino berhasil membuat gol dengan mata boleh dikatakan hampir tertutup. Wijnaldum, Henderson, Naby Keita, Fabinho, Sadio Mane  akan membantu Mo Salah bangkit.
