Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Iwak Kalen

19 September 2018   10:14 Diperbarui: 19 September 2018   10:24 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: http://eatjogja.com/2012/11/gubuk-makan-iwak-kalen/

sebelumnya

Iwak Kalen

"Untuk apa kita ikut rombongan dengan Pak Edy, bukankah mereka akan membicarakan urusan dengan biro umroh Janji Akbar ?" bisik Mami Dinda kepada Ratih Joachim Kun, putrinya.

"Mami Dinda ini kan berita bahagia untuk Tante Wahyu. Tante Wahyu kan juga masih keluarga dekat Mami Dinda. Rasanya kita perlu merasakan kebahagiaan dekat, bukan begitu Mahesa ?" sambil mengikutkan Mahesa untuk membantu Ratih dalam usahanya memberi pengertian kepada Mami Dinda. Ratih merasa perlu dukungan Mahesa agar Mami Dinda mau bergabung ke dalam rombongan Tante Wahyu.

"Bukankah mereka nanti juga akan berkumpul dengan rombongan mobil Alphard Tiga Dara. Apakah Ratih tidak khawatir, nanti Mahesa dapat terpikat oleh akis Tiga Dara, jika sudah bertemu di rumah makan ... Rumah makan apa namanya ?" tanya Mami Dinda.

Ratih merasa heran saja mengapa Mami Dinda sekarang begitu reaktif. Padahal yang akan mereka lakukanhanyalah sekedar menghadiri pertemuan. Pertemuan antara Tante Wahyu, yang juga masih keluarga dekat Mami Dinda, dengan biro perjalanan umroh Janji Akbar. Kebetulan info yang diberikan Tante Wahyu kepada Mami Dinda, pengusaha travel Pak Raden Arya itu merasa, bahwa waktu Tante Wahyu berangkat umroh dan berdoa untuk Viola anak kandungnya, melalui biro umroh Janji Akbar, milik Pak Raden Arya. Doa Tante Wahyu untuk Viola, di tanah suci waktu melaksanakan ibadah umroh, membuat Viola kembali ke jalan yang dirdhloi Allah. Travel Janji Akbar ingin memberi hadiah kepada Tante Wahyu dan Pak Edy untuk berangkat umroh gratis. 

Rupanya Pak Raden Arya tahu kalau Tante Wahyu berangkat umroh dan mendoakan untuk keselamatan anak kandungnya, Viola, karena mendengar nasehat dari Pak Edy. Lalu Pak Raden Arya ingin mereka berdua, Tante Wahyu dan Pak Edy, berangkat umroh gratis melalui travel umroh Janji Akbar. Sungguh suatu hal yang mulia yang dilakukan oleh Pak Raden Arya. Tentu saja hal ini merupakan suatu kebahagiaan yang luar biasa bagi Tante Wahyu dan Pak Edy. Ratih Joachim Kun merasa perlu ikut merasakan kebahagiaan Tante Wahyu dan Pak Edy. Apalagi Pak Edy selama beberapa hari ini selalu bersama mereka dalam perjalanan ke Jogja.

"Mami Dinda, please. Kita coba ikut menikmati resto Iwak Kalen itu sambil pulang, biar Cecep dan Derna juga ikut senang. Bagaimana ...?" pinta Ratih.

"Terserah kamu sajalah. Ratih. Mami Dinda hanya tidak ingin mengganggu kebahagiaan mereka berdua. Sampai saat ini mereka juga belum menghubungi kita ..." jawab Mami Dinda kepo.

Kringgg.

Mahesa mengangkat hpnya. Dilihat oleh Mahesa, Pak Edy menghubunginya lewat hp. 

"Assalamu'alaikum Pak Edy. Ada yang dapat saya bantu ?" tanya Mahesa.

"Waalaikum salam Mahesa. Bisa nanti saya dibantu di RM Iwak Kalen ?" seru Pak Edy di seberang.

"Dibantu bagaimana Pak Edy ?" tanya Mahesa bingung.

"Ada deh. Dukungan moral jadilah." tambah Pak Edy.      

"Dukungan moral. Insya Allah, Pak Edy. Kan nanti ada Ratih juga di sana. Bukan begitu Ratih ?" ganti Mahesa yang minta bantuan kepada Ratih.

"Okey, Insya Allah." seru Ratih spontan. 

"Om Mahesa. Itu RM Iwak Kalen km 9,1 belok kanan." seru Cecep.

"Oke, siap." jawab Mahesa. 

Tidak lama kemudian mereka melihat mobil Alphard sudah parkir di sebelah kiri jalan.  Lampu merah bagian belakang mobil Alphard itu masih menyala, berarti rombongan Tiga Dara  itu masih ada yang di dalam mobil. Mahesa segera mengarahkan mobilnya supaya dapat parkir di dekat mobil Alphard Tiga Dara itu. 

Terlihat oleh Ratih, bahwa Tante Wahyu baru saja ke luar dari mobil Alphard Tiga Dara itu. bergandengan dengan Yani. Sedang yang dipanggil Jebbing, yang membawa mobil Alphard itu, sedang tertawa dengan yang dipanggil Sa Ri. Ke dua dari Tiga Dara itu berjalan di belakang Tante Wahyu dan Yani, seolah mereka mengawal menuju suatu pertemuan.

"Loh, Tante Wahyu tidak satu mobil dengan Pak Edy ya ? seru Ratih, seolah memberi tahu Mami Dinda.

"Ratih hati hati jangan biarkan Mahesa leluasa. Ada Tiga Dara di pertemuan ini." bisik Mami Dinda, seolah ingin menghilangkan rasa kaget, kalau ternyata Pak Edy tidak berada dala satu mobil dengan Wahyu.  Tadinya Mami Dinda sudah berpikir, kalau Pak Edy tidak mau lagi mengkontak mereka karena asyik dengan rombongan Wahyu. 

Segera Ratih sigap menggandeng Mami Dinda. Sementara Mahesa mengawal Cecep dan Derna yang sudah tidak sabar lagi ingin masuk ke rumah makan Iwak Kalen, untuk itu hadir dalam pertemuan itu.     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun