Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Menunggu

8 September 2018   06:49 Diperbarui: 9 September 2018   06:18 819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: nomor2.blogspot.com

sebelumnya

Menunggu

Pak Edy mencoba menungu waktu sholat di masjid. Pak Edy merenung, menunggu merupakan suatu kegiatan yang sangat sulit dilakukan. Banyak orang sangat tidak sabar kalau harus menunggu. Bahkan kalau sedang dalam perjalanan, maka jika ada panggilan adzan untuk sholat, masih juga orang segan menunggu dan memilih melanjutkan perjalanan.

"Ah, masih lama ini, masuk waktu sholatnya. Bagus nanti kita cari masjid di depan sana, biar tidak terlalu lama menunggu."

Renungan Pak Edy pun beelanjut, begitu kadang orang berpikir. Namun karena kebanyak orang  tidak mau menunggu, yang terjadi justru lalu orang terlewat waktu.

Padahal menunggu sebetulnya termasuk suatu kegiatan yang terpuji. Dengan menunggu kepatuhan kita diuji. Apa saja yang kita lakukan pada saat menunggu dapat merupakan pencerminan hati. Tentu Allah SWT akan sayang kepada orang yang menunggu waktu sholat sambil berserah diri. Apalagi bagi orang yang yang menunggu sambil berdoa untuk mendapat ridhlo Illahi Robbi.   

Pak Edy, selain mencoba berusaha membiasakan diri menunggu, juga mencoba menumbuhkan rasa ingin segera bergegas berjalan menuju masjid, jika sudah ada terdengar suara  dari masjid.  Memang akan lebih bermanfaat jika berjalan menuju masjid, karena setiap langkah kaki menuju masjid akan mendapat pahala.

Dus, sesekali Pak Edy mencoba menuju masjid yang masih terjangkau, walaupun terkadang ada yang agak jauh dari rumah. mengingat semakin jauh dari rumah, maka akan semakin besar pahala yang akan didapat. Insya Allah. Aamiin.

Hari itu sepulang dari sholat, Pak Edy masih menyempatkan diri untuk melewati rumah mbak Wahyu. Pak Edy masih berharap dapat berjumpa dengan mBak Wahyu. Walaupun Pak Edy hanya dianggap sebagai friend zone oleh mBak Wahyu, namun kerinduan untuk melihat wajah mbak Wahyu masih belum hilang sama sekali. Tidak dapat lihat mbak Wahyu, bisa lihat rumahnya pun jadi, pikir Pak Edy. 

Pak Edy sebenarnya masih sulit untuk mempercayai, kalau mBak Wahyu bisa pergi bersama Dede, pada hari raya Fitri lagi. Walaupun Pak Edy tahu persis jika Viola anak kandung mBak Wahyu, sangat sering membantu Dede. Bahkan boleh dikatakan pekerjaan Dede yang  Pak Edy tugaskan dapat selesai, karena Dede minta bantu Viola.

Namun Pak Edy juga melihat bahwa mBak Wahyu tidak pernah bercerita tentang Dede. Justru Pak Edy merasa, bahwa mBak Wahyu sangat berterima kasih kepada Pak Edy. Atas saran Pak Edy lah, mBak Wahyu melakukan perjalanan umroh ke tanah suci, untuk mendoakan Viola anak kandung mBak Wahyu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun