Zidane Keluar dari Sarang, Mou Siap-siap Kena Tendang

Tiba tiba Zidane muncul memberi peringatan kepada Lopetegui. Tidak biasanya Zidane bikin kejutan seperti ini. Memang prestasi Zidane di Madrid sulit tertandingi. Meraih gelar Juara Liga Champions 3 (tiga) kali berturut-turut bersama Madrid, bukan hanya suatu hal yang berat, namun boleh dikatakan mustahil. 

Ramos dan Ronaldo tahu betul bagaimana sulitnya Madrid memperoleh gelar, walaupun Madrid bertabur bintang. Gareth Bale, Luca Modric juga didatangkan dari Hotspur untuk membuat Madrid makin kece. 

Namun sampai Mou yang harus menjadi manajer Madrid, Madrid belum juga mampu meraih gelar La Decima. Gelar ke 10 sebagai Juara Liga champions, yang didamba Madrid. Manager boleh dipecat dan diganti lagi, tapi gelar Juara Liga Champions yang ke 10, tidak juga dapat diraih, sampai akhirnya datang Don Carlo.

La Decima bagi Madrid pada tahun 2014 merupakan impian yang sudah lama terpendam. Selama 12 tahun La Decima tertahan bagi Madrid. Baru pada tahun 2010 impian La Decima atau gelar Juara Liga Champions yang ke-10 muncul lagi, dengan datangnya Mou sebagai manajer Madrid. Mou memang baru saja memenangkan gelar Juara Liga Champions bagi Inter, lalu diminta Perez untuk menjadi manajer Madrid. Mou pernah 2 kali meraih gelar Juara Liga Champions dengan klub yang berbeda dari liga berbeda. Impian Madrid untuk meraih La Decima bersama Mou adalah suatu harapan besar Madrid. 

Namun empat musim Mou di Madrid, tidak juga mampu membawa Madrid meraih La Decima. Padahal di Madrid sudah bercokol Ramos, Ronaldo, Bale, Modric, Benzema, Casilas. Baru kemudian setelah datang Don Carlo ke Madrid yang dapat membawa Madrid meraih mimpi indah La Decima. 

Don Carlo memang manajer jaminan juara. Klub klub yang ditangani Don Carlo menjadi juara di masing masing Liga. Klub klub seperti AC Milan, Chelsea, PSG menjadi juara di masing masing Liga Domestik. 

Bahkan AC Milan pernah menjadi Juara Liga Champions waktu Don Carlo menjadi manajer AC Milan. Don Carlo pun mampu membawa Madrid meraih La Decima. Kegagalan Mou, Pelegrini dan manajer Madrid lainnya dalam meraih La Decima, menunjukkan bahwa membawa Madrid menjadi Juara Liga Champions, bukan suatu hal yang mudah. Lopetegui perlu tahu hal itu. 

Selain hal itu, menjadi manajer Madrid menjadi satu kesulitan tersendiri. Banyak manajer dipecat Madrid dan diganti manajer lain, jika Madrid peeformanya menurun. Don Carlo menjadi gambaran paling ideal untuk kebiasaan Madrid memecat manajernya. 

Tidak usah Pellegrini, atau Mou, atau bahkan Benitez, Don Carlo pun mengalami nasih dipecat Madrid. Padahal Don Carlo  kurang apalagi jasanya bagi Madrid. Walau pun Don Carlo mampu membawa Madrid sukses, dengan meraih La Decima, tetapi begitu performa Madrid menurun, Don Carlo pun dipecat. 

Peringatan Zidane kepada Lopetegui bukan merupakan serangan Zidane kepada suksesornya di Madrid. Peringatan Zidane dapat dibaca, lebih ke arah memberi sinyal, bahwa bagi yang menangani Madrid, harus siap siap tidak boleh gagal. Gelar Piala Super Eropa yang terlepas dari Madrid, karena kalah di final dengan Atletico, merupakan indikator yang kurang baik bagi manajer baru Madrid. 

Persaingan di Liga Champions akan menjadi sangat berat bagi Madrid. Sementara persaingan di La Liga masih didominasi Barca. Jika tidak hati-hati, masa depan Lopetegui sebagai manajer Madrid bakalan runyam, kalau Madrid sampai gagal memperoleh gelar. Dalam hal ini, peringatan Zidane kepada Lopetegui masih dalam koridor yang dapat dimaklumi.