Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Puasa di Bulan Ramadan, Mendorong Tumbuh Berkembangnya Nafsu Muthmainah

20 Mei 2018   11:36 Diperbarui: 20 Mei 2018   13:00 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Bagi banyak orang, kedatangan bulan Ramadhan sangat ditunggu-tunggu. Romadhon merupakan bulan yang istimewa. Romadhon sebagai bulan yang penuh berkah, menjadi salah satu sebab, mengapa bulan romadhon begitu ditunggu. Memang tidak dapat dipungkiri, bahwa bulan romadhon dapat menjadi bulan yang sangat berat dilalui. Pada bulan romadhon bagi orang orang yang beriman diwajibkan menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Puasa yang secara fisik mengharuskan orang untuk menahan lapar dan haus pada pagi, siang, sampai senja hari. Namun dibalik itu ada hikmah yang dapat diambil. 

Bahwa pada bulan romadhon pintu pintu surga dibuka lebar-lebar, pintu pintu neraka ditutup rapat-rapat, setan setan dikerangkeng, namun jejak jejak mereka di kalbu masih ada. Untuk itu jejak jejak itu harus ditelusuri, diidentifikasi, kemudian dicarikan solusi, supaya tidak muncul lagi. Tentu bukan suatu hal yang mudah untuk berusaha supaya hal itu dapat tercapai. 

Pertama-tama kita harus menelusuri dan menemukenali jejak jejak setan di masing masing hati kita. Kegiatan menahan rasa lapar dan haus secara fisik merupakan kegiatan mengendalikan diri terhadap munculnya dorongan hawa nafsu. Rasa lapar dan haus merupakan salah satu dari munculnya nafsu aluamah. 

Namun dalam menjalankan kehidupan sehari-hari kita tidak hanya terdorong oleh nafsu aluamah. Bahkan ada yang mengatakan kalau dalam berpuasa kita hanya fokus terhadap menahan rasa lapar dan haus, maka pada saat berbuka, yang kita dapatkan juga hanya pengendalian terhadap rasa lapar dan haus saja. Dalam hal ini, berkah romadhon yang kita terima juga hanya akan sebatas pengendalian nafsu aluamah.

Tanpa kita sadari, terkadang kita bisa saja berbeda pendapat mengenai satu dan lain hal dengan orang lain. Apakah itu dalam melaksanakan tugas di kantor, atau bisa jadi pada saat ingin mendapatkan sesuatu bahkan mungkin saja pada saat ingin mengambil keputusan. Pada posisi posisi itu, kita akan dihadapkan pada dorongan nafsu amarah. 

Sensi terhadap orang yang berbeda pendapat, main keras terhadap kelompok lawan dapat muncul karena dorongan nafsu amarah. Puasa dapat mengendalikan dorongan dorongan buruk dari munculnya nafsu amarah. Sering kita dengar nasehat, jika kita berbeda pendapat atau bahkan mengalami situasi dan kondisi yang memungkinkan terjadi pertengkaran besar yang dapat berujung pada permusuhan, kita dianjurkan untuk mengatakan:

"Maaf saya sedang berpuasa."

Maksudnya adalah, kita diingatkan untuk dapat mengendalikan nafsu amarah. 

Pada saat yang lain, dapat saja kita mengalami situasi dan kondisi untuk mendapatkan pujian dari orang lain. Bahwa kita lah yang paling berperan dalam suksesnya suatu kegiatan. Kalau saja bukan kita yang menangani, bisa jadi hasil dari kegiatan itu akan berbeda, bahkan mungkin gagal. Sebagai manusia biasa, kita sering terlena dengan pujian. Bahkan terkadang pujian pujian itu dapat saja lalu mendorong kita untuk berbuat di luar koridor. Kita bisa lupa, bahwa pujian, ketenaran, ketinggian derajat itu hasil kerja dorongan nafsu sufiah. Puasa dapat menahan diri dari dorongan munculnya nafsu sufiah. 

Lalu apakah dengan berpuasa kita lalu harus menghapuskan dorongan hawa nafsu. Puasa lalu kita tidak ingin apa apa ? Lalu apa artinya hidup kalau begitu ?

Nafsu aluamah, nafsu amarah dan nafsu sufiah tidak selalu muncul sebagai nafsu nafsu yang negatif, nafsu nafsu yang merusak. Namun nafsu nafsu aluamah, nafsu amarah, nafsu sufiah harus dikendalikan dengan mendorong tumbuh kembangnya nafsu muthmainah. Dengan menjalankan ibadah puasa, secara fisik kita dilatih untuk menahan nafsu aluamah dalam bentuk lapar dan haus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun