Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apa Perlu Ahok ke Kuburan?

11 Januari 2018   09:14 Diperbarui: 11 Januari 2018   09:55 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ada baiknya Ahok pergi ke kuburan.

Kalau saja Ahok boleh ke luar dari Mako Brimob, ada baiknya Ahok dibisikan untuk pergi ke kuburan. Lho memang kenapa ?

Berita mengenai Ahok menggugat cerai istrinya sudah menjadi makanan sehari-hari. Bukan saja di medsos, tetapi juga di TV. Berbagai analisa mengenai sebab musabab gugatan cerai Ahok kepada istrinya pun bermunculan. Dari usaha menyelamatkan harta, sampai berita burung adanya orang ketiga. Saya tidak ingin terjebak pada informasi yang sulit saya cari kebenarannya tersebut. Mengingat berita dari yang satu ke berita dari yang lain dapat saja seolah-olah dicarikan hubungannya satu dengan yang lain.

Dalam gaya orang jawa, itu sering dinamakan "otak atik gathuk".  Namun satu hal yang pasti tidak dapat dibantah dan tentu sesuai dengan fakta Ahok sudah menggugat cerai istrinya. Dalam hal ini saya menarik asumsi bahwa salah satu penyebab Ahok menggugat cerai istrinya adalah karena Ahok marah. Biasanya memang orang kalau marah, sering mengambil keputusan yang di luar nalar kita. Lalu apa hubungannya dengan kuburan ?

Kalau seseorang marah, bahkan sampai marah sekali, amat sangat sekali, sebut saja begitu. Bagaimana cara mengatasi kemarahan yang membakar bahkan sudah ingin menggetarkan dada, memecahkan kepala. Dialog dalam hati ? Hal itu kalau baru akan maraah atau marah biasa saja. Tapi kalau sudah marah yang tak tertahankan, apa yang harus dilakukan ?

Istighfar!

Ya. Istighfar merupakan salah satu jalan yang harus dilakukan untuk dapat menghilangkan amarah yang terasa menyesakkan dada. Dengan istighfar kita menunjukkan sebagai makhluk yang lemah. Memohon ampun kepada Allah SWT, untuk dapat melihat kekurangan yang kita miliki, sehingga tidak membuat hati kita yang marah itu semakin menjadi-jadi. Orang yang membuat kita marah pun, diharapkan kemudian dapat sadar bahwa orang yang istighfar itu sudah minta mapun kepada Allah SWT.  Dengan demikian dari ke dua pihak akan muncul kesadaran baru, sehingga rasa marah itu akan berubah menjadi rasa saling pengertian.

Namun bagaimana kalau sudah istighfar, masih juga rasa marah itu tidak hilang juga. Masih juga dada ini terasa panas, tak tertahankan. Kepala terasa mau pecah. Pengendalian diri tak lagi dapat menurunkan emosi, maka segeralah ambil air.

Berwudhlu!

Dengan berwudhlu, maka air yang kita gunakan untuk berwudhlu dapat mengurangi panas dalam hati yang terasa membakar. Kesegaran akan air pada saat berwudhlu, akan membantu kita untuk mengembalikan hati yang panas menjadi sejuk. Keinginan bersuci dapat membuat kita menyadari bahwa kita ini hanyalah makhluk ciptaan Illahi. Makhluk yang memiliki kelemahan di samping kelebihan. Kesadaran itu dapat membantu kita untuk menurunkan emosi yang berkecamuk dalam dada. Insya Allah, hal ini dapat membantu kita untuk kembali menjadi manusia baru yang merupakan ciptaan Allah Tuhan Yang Maha Kuasa. Siapakah kita ini, begitu ingin marah. Begitu ingin melampiaskan emosi.

Adalah nasib kalau kita  sudah istighfar, sudah berwudhlu, masih juga rasa amarah itu tidak reda juga. Apa yang harus kita lakukan lagi ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun