Mbak Kikuk kedatangan tamu agung dari pesanggrahan Pojok Pawon. Kedatangan Panembahan Jati pimpinan pesanggrahan Pojok Pawon yang mendadak  itu, membuat mBah Kikuk agak kalang kabut. Mbah Kikuk ingat betul, pesanan daun teh itu, baru dipetik tadi sore. Tentu saja daun teh itu masih segar. Dengan terbata-bata mBah Kikuk menyambut Panembahan Jati:
"Panembahan, biasanya Panembahan yang sudah misuwur (menonjol) dalam ngelmu mangertosi sak durunge winarak (tahu sebelum terjadi), kok ya tiba tiba datang ke sini. Apakah ..."
"Daun teh wayu nya sudah habis", seru Panembahan Jati.
"Mbah Kikuk, mbah Kikuk. Ngono yo ngono ning ojo ngono." tambah Panembahan Jati.
"Lho bukan masalah daun teh wayu to Panembahan datang ke sini", heran mbah Kikuk.
"Itu lho ponakan njenengan si Gaza kan kemarin sudah saya rekom ke mbah Kikuk, untuk belajar ajian Lembu Sekilan", seru Panembahan Jati.Â
"Ya. Betul. Si Gaza sudah minta petunjuk saya untuk belajar ajian Lembu Sekilan.. Tapi kelihatannya dia ragu dengan ajian Lembu Sekilan yang saya berikan." Kata mbah Kikuk.
"Lho, kok bisa begitu si Gaza." terkejut Panembahan Jati.Â
"Ya. Kata si Gaza ajian Lembu Sekilan yang saya ajarkan kan hanya untuk pertarungan fisik. Kalau dalam pertarungan fisik selama dia mantak aji Lembu Sekilan, dia tidak akan tersentuh lawan. Tapi Gaza memerlukan ajian Lembu Sekilan versi modern." kata mBah Kikuk.Â
"Versi modern. Memang untuk apa si Gaza perlu itu", penasaran Panembahan Jati..
"Katanya sih, bagaimana supaya dia bisa selalu lolos dalam menghadapi kasus.", tambah mBah Kikuk.