Mohon tunggu...
Mas Johny
Mas Johny Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

ANAK KELAUTAN YANG SUKA MANAJEMEN

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Teh dan Sebuah Kerinduan

27 Januari 2023   10:14 Diperbarui: 27 Januari 2023   10:50 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puluhan tahun berlalu sejak Mbah Pairo Lelaki asal Klaten itu mempelopori berdirinya angkringan atau HIK atau dewasa ini disebut wedangan. Nyatanya kuliner ini masih menjadi idola dan mempunyai tempat tersendiri bagi kebanyakan orang. 

Selain otentisitas citarasa kuliner nusantara yang setiap hari dijumpai, kesimpelan serta harga yang cenderung ramah dikantong adalah faktor utama yang membuat wedangan masih di gandrungi. 

Di Klaten, Solo, Jawa Tengah dan Jogja pada umumnya, dengan sangat mudah kita jumpai warung -- warung Wedangan mulai dari yang bertenda sederhana, berlampu teplok remang -- remang senja,  sampai warung kekinian dengan pernak pernik cukup menawan. 

Bagi saya yang pecinta teh ini, satu standar baku untuk menilai sebuah wedangan itu menarik atau tidak adalah citarasa teh yang disajikan. Menurut penilaian saya dalam sebuah warung wedangan, Teh lebih cenderung menjadi icon dari pada kopi atau minuman lain. 

Barangkali tradisi ngeteh di kampung -- kampung yang masih terjaga sampai saat ini menjadi faktor utama kenapa sajian teh yang enak menjadi syarat utama agar wedangan disebut juara. Sebagai orang yang terlahir di desa, saya teringat satu kebiasaan tiap kali mendiang bapak mudik dari kota, pagi -- pagi, tugas yang diberikan saya adalah memanggil para tetangga datang ke rumah sekedar berbincang dan menikmati the. 

Entahlah kenapa saat itu moment tersebut menjadi sangat menarik dan kerap kali menjadi satu bagian yang selalu ditunggu kedatanganya."oleh -- oleh e seko paran", kira -- kira begitu kata dari tetangga yang selalu terucapkan. Kebiasaan ngeteh dan berbicara bisa jadi mengilhami satu tagline iklan teh yang sering muncul di tivi -- tivi, "mari ngeteh, mari bicara.". 

Sebagai tempat paling dekomratis di jagat ini, wedangan sudah barang tentu dapat menjadi magnet tempat berkumpulnya banyak orang, disana semua orang bebas membahas apa saja mulai dari masalah rumah tangga, pilkada hinga hal -- hal yang tak bermaksa sekalipun.

Bagi yang tinggal di Klaten, Solo, Jogja dan sekitarnya, tentu tidak susah untuk menemukan wedangan mulai daro yang tradisonal sampai modern, lalu bagaimana dengan warga yang tinggal di daerah minim warung tersebut?. Salah satu cara mengobati kerinduan akan sajian teh yang sudah melegenda adalah dengan membuatnya sendiri dirumah, soal cita rasa tentu kita tak usah khawatir, di marketplace sudah terdapat paket ramuan teh yang katanya perpaduannya sudah sempurna. 

Soal wangi dan sepetnya dua rasa dan aroma utama yang wajib dimiliki oleh teh untuk mendapatkan predikat juara. Sebagai penikmat teh Sedikit tips yang dapat saya bagikan bagi anda bila hendak melakukan pengoplosan atau pencampuran teh untuk mendapat citarasa sempurna adalah dengan memilih teh yang beraroma wangi biasanya teh aroma wangi ini diproduksi dari perusahaan -- perusahaan asal pekalongan, kalo boleh saya sebut merk pilihan teh yang beraroma wangi diantaranya adalah sintren, nyapu, gardu, sepeda balap, 999 merah dan dandang biru. 

Sementara teh yang beraroma sepet biasanya beasal dari daerah Slawi atau Tegal seperti Merk Poci, Gopek, Sadel dan Kepala Djengot. Bila kita jauh dari daerah yang tersedia merk -- merk teh tadi, kita dapat membelinya di toko online, untuk perpaduanya pun bisa dibuat sendiri sesuai selera. Bila kita ingin aroma wangi yang dominan maka tinggal ambil 2 teh aroma wangi dan 1 teh sepet dengan ukuran box yang sama agar perbandingan 1:1 nya sempurna. Jadi bagi anda yang ingin bernostalgia dengan rasa teh wedangan tapi jauh dari kampung halaman, barangkali tips diatas bisa jadi alternative pilihan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun