Mohon tunggu...
Irfan Irawan
Irfan Irawan Mohon Tunggu... Administrasi - Peminat wacana sosial budaya

Bekerja di kantor konsultan IT-Audit; minat pada wacana komunikasi termasuk internet; media (sosial) baru; gemar mengamati fenomena sosial dan budaya populer; dan berusaha untuk tetap beriman.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Turn Back Crime - Melawan Copet!

2 Agustus 2016   19:47 Diperbarui: 2 Agustus 2016   20:07 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin pagi, Senin 2/8,  saat berangkat ke kantor, saya telah menjadi target operasi 3 kawanan pencopet di Kopaja P19. Karena sebuah keperluan, saya harus ke Benhil dulu, jadi jarak tempuh saya naik bis tersebut menuju kantor sebenarnya cukup pendek, kurang dari 1 km. Namun karena beban hidup (baca: ransel berisi laptop dkk) cukup berat, saya hindari pilihan berjalan kaki.

Di Kopaja, suasananya agak sepi. Sekira 5 penumpang saja. Awalnya biasa saja. Hingga rasa curiga mulai tumbuh seiring "pergerakan tanpa bola" yg dilakukan 2 pria. Keduanya berpindah duduk atur posisi. "Wah, ga beres nih," batin saya.

Saya sengaja berdiri dari bangku lebih awal sebelum tujuan. Spontan pria di sebelah saya ikut berdiri. Kepancing dia, hehehe... Saya diam sejenak tak melangkah, sambil beri jalan. Dia grogi, akhirnya melangkah menuju pintu depan.

Level curiga dan waspada saya semakin meningkat. Seiring detak jantung dan adrenalin yang tereskalasi, menyaingi ketegangan saya 12 tahun lalu saat duduk di hadapan penghulu.

"Bismillah..," hati saya merapal doa sambil melangkah menuju pintu depan karena tujuan saya semakin dekat. Pria tadi berdiri menghalangi langkah saya keluar pintu. Sekelebat dari ujung mata saya terlihat pria lainnya mulai ambil posisi mendekat di belakang saya..

Sejurus kemudian, dalam kondisi terjepit saya langsung amankan diri. Bikin pertahanan "paling aman". Ransel disandang di depan dada. Tangan kiri memegang erat kantong celana kiri berisi ponsel yang kepintarannya sedang-sedang saja. Tangan kanan menempel lekat di kantong celana belakang bagian kanan berisi dompet yang mana di dalamnya THR tinggal ekstrak-nya saja. Nah, silakan dibayangkan posisi saya saat itu. Sudah..? Lanjut!

Ternyata seorang pria berumur yg posisi duduknya di belakang sopir, mulai beraksi. Ia mulai menarik-narik bagian bawah celana sebelah kiri saya dari belakang, seraya menunjuk ke arah kolong bangku. Sambil tetap berposisi waspada, Hmm.. pasti si bapak sedang mencoba alihkan perhatian dan konsentrasi saya. Saya tengok bagian bawah celana yang ditarik. "Apaan sih pak?" tanya saya. Dijawab hanya, "Itu..itu..!" 

Saya mantapkan keyakinan bahwa saya tengah disasar kawanan copet. Saya ambil jurus pamungkas, memutar diri satu putaran penuh, ga mau kalah dengan kamera 360. Mereka kaget, agak menarik badan masing-masing menjauh sekitar 20cm dari episentrum yaitu badan saya.

Maka terciptalah ruang agak terbuka di belakang. Saya terobos dengan lekas bergegas menuju pintu belakang yang melompong tanpa halang rintang. Alhamdulillah bisa turun dengan aman dan lolos dari sergapan copet rada amatir ini.

Catatan:

Kawanan pencopet seringkali menjalankan beberapa fungsi dalam aksinya. Sedikitnya ada 3:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun