Mohon tunggu...
Chuck Wisnoe
Chuck Wisnoe Mohon Tunggu... Wiraswasta - The cool.....

What is done in a hurry is seldom done well

Selanjutnya

Tutup

Nature

Dampak Perburuan Burung Pemakan Serangga Di Alam Liar Hutan Tropis

3 Februari 2021   13:27 Diperbarui: 3 Februari 2021   23:36 1574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Burung Pemakan Serangga ( Pixabay )

Manusia berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu usaha yang dilakukan adalah berdagang. Berdagang juga banyak macamnya , salah satu macam dari perdagangan itu yang saya soroti adalah perdagangan burung yang diambil atau ditangkap dari alam liar. 

Perdagangan burung menjadi salah satu komoditas yang dilakukan masyarakat di Indonesia. Mulai dari burung emprit, burung kutilang,  yang harganya paling murah di pasar burung  sampai yang paling mahal , seperti  cucak rowo , murai , beo, cendrawasih, kakak tua, nuri, kacer,  punglor dan sebagainya.

Pastinya  karena ada margin keuntungan yang besar dalam perdagangan burung , maka terjadilah perburuan dan penangkapan burung berkicau di alam liar secara masif. Terutama sekali terhadap burung yang makanan utamanya adalah ulat atau larva serangga.  Tetapi manusia tidak peduli entah burung pemakan serangga, ulat , buah yang penting bisa ditangkap, dijual dan menghasilkan uang. 

Dengan adanya penangkapan burung semacam ini yang berlangsung bertahun -tahun lamanya akhirnya mengganggu keseimbangan eksoistem di alam. Akan tetapi manusia tidak menyadari adanya ekosistem di alam yang mulai tidak seimbang. 

Semakin  berkurangnya burung pemakan serangga di habitat alam liar. Maka hal yang tidak diinginkan terjadi yaitu serbuan jutaan ulat bulu yang sampai merangsek masuk ke tempat tinggal manusia. 

Setiap tahun kita melihat berita di  media televisi dimana akhirnya kehidupan manusia menjadi panik dan terganggu dengan serbuan ulat bulu. Kalau sudah  terjadi seperti ini manusia juga yang  resah  dan  siapa yang disalahkan atau menjadi kambing hitam. 

Ulat bulu adalah salah satu  proses kehidupan  dari  serangga , yang awal mulanya dari larva lantas menjadi  ulat , kepompong dan akhirnya berubah   menjadi serangga. Karena sudah terjadi ketidak seimbangan dalam sistem rantai makanan di alam bebas maka yang terjadi salah satunya ya itu tadi , jumlah larva yang berubah menjadi ulat semakin besar,  karena burung yang makanan favoritnya  larva  serangga , jumlahnya di alam liar  sudah berkurang drastis bahkan mungkin sudah punah. 

Ini masih salah satu dampak negatif dari perburuan dan  penangkapan burung di alam liar tanpa mempertimbangkan ekosistem yang ada di alam. Kita tidak tahu dampak apa lagi yang muncul di kemudian hari. Kita tunggu saja tanggal mainnya,  selama burung di habitat aslinya diganggu oleh tangan - tangan jahil manusia. Akankan kita tunggu sampai dunia burung di alam liar  punah ? 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun