Mohon tunggu...
Ahmad Indra
Ahmad Indra Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Abu Janda, Habis Manis Sepah Dibuang?

5 Februari 2021   23:55 Diperbarui: 7 Februari 2021   08:27 2182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Permadi Arya alias Abu Janda I Foto Detik/ Foto: Andhyka Akbariansyah

"Saya memang anggota Banser, saya memang kader NU. Tapi kan saya setiap membuat konten sebenarnya tidak pernah bawa-bawa atribut (NU)"

Tak Mencerminkan Sikap Nahdliyyin
Saking kontroversialnya, Abu Janda kini dilepeh oleh warga Nahdlatul Ulama (NU). Tak cuma oleh satu atau dua orang tapi mungkin oleh sekian juta warga nahdliyyin. 

Bukan berlebihan atau mereka-reka, meski bukan berasal dari survei pula. Namun pernyataan dari para tokoh NU belakangan ini nampaknya cukup mewakili kondisi di lapangan.

Abu Janda yang selama ini identik dengan anak muda NU, kini seolah tak diinginkan keberadaannya. 

"Saya memang anggota Banser, saya memang kader NU. Tapi kan saya setiap membuat konten sebenarnya tidak pernah bawa-bawa atribut," demikian kalimat yang dilontarkan kepada wartawan saat ia berada di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (4/2). *

Namun si Janda bukannya tak punya pendukung. Masih banyak yang menaruh simpati padanya. Saking simpatinya, mereka lancar membela bahkan mem-bully pihak-pihak yang menyerang panutannya di media sosial.

Tak tanggung-tanggung, seorang putri dari sosok yang amat dihormati kalangan NU, Alissa Wahid pun jadi korban cemoohan para pendukung si Janda. Warbiasah. 

Menanggapi kontroversi pernyataan Abu Janda, Ketua Umum GP Ansor periode 2010-2015, Nusron Wahid pun urun suara. 

"Dari sikap dan bicara; tidak nampak tawassuth, tawazun, tasamuh dan i'tidal ala kader NU. Semoga NU dijauhkan dari penumpang yang ingin merusak dari dalam," demikian bunyi twit-nya pada 31 Januari lalu.

Jika Nusron Wahid sudah memberikan komentarnya, sang suksesor --Yaqut Cholil Qoumas-- nampak masih belum menyinggung kasus ini. Tapi wajar, kapasitas beliau sekarang kan bukan cuma Ketum GP Ansor tapi sudah jadi Menteri Agama. Harus lebih selektif memberikan komentar, hehe.

Habis Manis Sepah Dibuang?
Mungkin dari sekian banyak pendukung Abu Janda, ada yang berpikir bahwa warga NU menzalimi dengan meninggalkannya di tengah medan laga.

Bagaimana tidak? Sosok yang kerap memposisikan diri bersanding dengan NU dan dalam beberapa kesempatan menunjukkan pembelaan terhadap NU, kini seolah disia-siakan. Bisa jadi pemikiran seperti itulah yang membuat mereka rela mencemooh seorang putri Gus Dur sekalipun.

Mangga saja jika memang itu yang diyakini. Namun satu hal, jika mereka mempercayai perkataan Abu Janda bahwa ia adalah seorang kader Banser, mereka pun harus menahan diri untuk tak menyerang NU maupun orang-orang NU. Kenapa?

Ibarat anak dan bapak, jika anak berbuat salah wajar jika sang bapak memperingatkan atau bahkan memarahinya. Logis. Jadi sebagai orang yang hanya berstatus sebagai simpatisan 'anak'-nya NU, mereka tak perlu sewot. Wong ini urusan keluarga. Woles aja, gitu aja kok repot. 

Gusarnya orang NU karena tingkah Abu Janda pun jangan hanya dimaknai sebagai ketidakmengertian mereka terhadap esensi kicauan lulusan Business & Finance University of Wolverhampton Inggris itu. Saya sendiri sukar mempercayai si Janda benar-benar menuding Islam sebagai agama arogan. Bisa jadi yang terjadi adalah kesalahan diksi atau keterpelesetan dalam berkalimat.

Sebagian orang Islam bersikap arogan karena menolak mentah-mentah semua budaya lokal memang benar adanya. Jangankan budaya lokal, produk tradisi yang di dalamnya kental dengan ajaran Islam saja ditolak. Meski bersikap ramah, Islam punya rambu-rambu dalam menyikap budaya lokal.

Wajarnya Kegusaran Warga NU
Yang disesalkan dari kicauan itu adalah munculnya gelombang pasang yang secara tidak langsung akan dikaitkan dengan NU. Dan hal itu bersifat destruktif bagi nama NU.

"Nhah, terbukti kan. Orang NU itu omongannya nggak tertata, isinya orang liberal. Sudah liberal pro pemerintah pula". 

Meski cuma imajiner, tak menutup kemungkinan ungkapan sinis nan membabi buta di atas menyeruak dari kerumuman khalayak. Apalagi di media sosial, alam dimana banyak pembenci NU bercokol, mulai dari alasan beda mazhab hingga politik. 

Berkaca pada hal itu, wajar jika warga NU merasa risih dengan kenakalan Abu Janda. Meski sudah diklarifikasi pun, orang tak akan serta merta mengerti konteks yang dimaksud. Mengenai klarifikasi bahwa yang dimaksud sebagai 'Islam Arogan' adalah kaum Salafi - Wahabi, berapa banyak orang yang mengerti tentang golongan ini sih? 

Maka dari itu, jika tak ingin dijewer hendaknya berucap yang wajar dan mudah dimengerti. Lebih bagus lagi dengan mempergunakan kaidah Bahasa Indonesia yang benar. Betul?

Baca juga :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun