"Mestinya kan Syekh Ali Jaber jawab, saat itu saya kaget dan sedikit emosi. Namun tidak berapa lama saya tersadar dan iba melihat pelakunya dihajar jemaat".
Ali Jaber: Saya Pasrah
Diwawancarai Deddy Corbuzier dalam podcast-nya, Syekh Ali Jaber mengungkap bahwa ia merasa tenang saat terjadi insiden penusukan terhadapnya. Meski diakui, ia sendiri tak paham mengapa perasaan itu bisa menghampirinya di situasi yang mencekam seperti itu.
Usai kejadian yang begitu cepat itu pun, ia sempat mencegah massa yang menghakimi pelaku yang beberapa jurus sebelumnya merobek lengannya dengan sebilah pisau. Luar biasa, sudah disakiti pun ia masih sempat membela pelaku. Deddy sampai terheran-heran dibuatnya. Dan ternyata keheranan itu menular hingga ke luar podcast, genks.
Adalah seorang ulama top tanah air yang juga merasa heran dengan jawaban sang syekh. Ia tak habis pikir bagaimana mungkin seseorang yang terancam nyawanya bisa mengatakan bahwa ia merasa adem saat kejadian berlangsung. Bahkan ia pun memiliki saran tentang apa yang seharusnya dikatakan Syekh Ali Jaber.
Baca juga :Â Dua Simpulan Dini dalam Kasus Penyerangan Syekh Ali Jaber
"Mestinya kan Syekh Ali Jaber jawab, saat itu saya kaget dan sedikit emosi. Namun tidak berapa lama saya tersadar dan iba melihat pelakunya dihajar jemaat", tukas Gus Nur, nama ulama top itu dalam Munjiat Channel yang diunggah pada Kamis (17/9).*
Wow..superb!
Siapakah Gus Nur?
Gus Nur bukanlah nama asing di blantika orasi di tanah air. Pria bernama lengkap Sugik Nur Raharja itu dikenal dengan ceramahnya yang santun dan bergelora.
Penceramah yang dikenal dengan ungkapan bersahajanya seperti "Matamu!" dan "Jancuk!" itu oleh sebagian orang dielu-elukan karena ketinggian budi pekerti dan keluhuran gaya komunikasinya. Dalam ceramahnya ia pun kerap menyitir ayat lengkap dengan tafsirnya dengan begitu fasih.
Salah satu yang fenomenal adalah tafsirannya tentang QS. Fathir : 28 beberapa waktu lalu. Begini arti ayat yang dimaksud :
"Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun."
Tafsiran Gus Nur terhadap ayat itu adalah bahwa semua makhluk bisa disebut sebagai ulama asal takut kepada Allah.
"Ulama menurut Allah bisa ular, bisa ayam, bisa kambing, bisa manusia, yang penting takut kepada Allah", begitu tukasnya.