Mohon tunggu...
Ahmad Indra
Ahmad Indra Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali

Selanjutnya

Tutup

Atletik Artikel Utama

Rika Ishige, dari Korban Perundungan ke Petarung MMA

29 Agustus 2020   02:05 Diperbarui: 29 Agustus 2020   11:34 2017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rika Ishige | Foto IG @rikatinydoll

Dengan wajah imut dan postur 159 cm/52 kg, Rika Ishige sama sekali tak nampak sebagau seperti seorang petarung tangguh. Namun jangan salah, julukan 'Smilling Assasin' pernah hinggap ke dara 31 tahun itu.

Jadi Korban Perundungan
Dari namanya kita bisa tebak bahwa Rika adalah orang Jepang atau setidaknya berdarah Jepang. Tak salah, Rika adalah anak dari pasangan Jepang - Thailand. Ayahnya yang berdarah Jepang adalah seorang pelatih Judo.

Petarung yang kini dijuluki 'Tiny Doll' itu lahir pada 1989. Menjadi seorang yang 'separuh Thailand' tak memberikannya keuntungan di masa kecil.

Ia kerap menjadi sasaran perundungan oleh teman-teman sekolahnya. Mulai dari sekedar panggilan hingga perlakukan fisik yang tak mengenakkan dialaminya tanpa mendapatkan perhatian serius dari para guru. 

Ia tertarik untuk mempelajari ilmu bela diri di usianya yang ke-9. Rika mulai menekuni Aikido, Karate and Taekwondo. Lalu saat berumur 20 tahun, ia mempelajari bela diri asli Thailand, Muay Thai ditambah dengan Brazilian Jiu Jitsu. Nah, kalau sudah begitu, siapa kira-kira yang mau ngelecehin, ya? Hehe.

Berlatih ilmu bela diri diakuinya bukan hanya mampu memperkuat fisik namun juga mentalnya. Ia pun merasa lebih mampu mengontrol emosi dan memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebuh tinggi.

Dengan begitu, ia tak perlu kuatir lagi tentang ancaman perundungan atau bahkan pelecehan seksual.

Menginjakkan Kaki di Arena Kejuaraan Profesional
Kepercayaan diri mengantarkannya ke ajang kejuaraan bela diri campuran (Mix Martial Art/MMA). 

Tahun 2017 menjadi awal kiprahnya di One Championship. Pertarungan pertamanya cukup mengesankan. Melawan debutan asal Malaysia, Audreylaura Boniface, Rika mampu menyudahi pertarungan di ronde pertama dengan TKO. *

Dua bulan berselang, tepatnya pada Mei 2017 ia mengulangi perayaan kemenangan saat mengalahkan petarung asal Indonesia, Nita Dea yang juga seorang debutan. Rekornya sama, menang di ronde pertama.

Catatan kemenangannya terhenti saat bertarung melawan atlet Filipina, Jomary Torres. Dikalahkan dengan kuncian, Rika menyerah pada ronde ke dua. Namun di penghujung 2017, ia mampu bangkit dan memenangkan pertarungan melawan Rome Trinidad yang asal Filipina. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Atletik Selengkapnya
Lihat Atletik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun