Mohon tunggu...
Ahmad Indra
Ahmad Indra Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Diganjar 18 Bulan Skorsing, Karier Andrea Iannone Berakhir?

4 April 2020   00:32 Diperbarui: 5 April 2020   08:24 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pebalap Aprilia Racing, Andrea Iannone dikenai sanksi skorsing selama 18 bulan oleh FIM pasca ditemukannya steroid dalam sampel darahnya. Menurut keterangannya, zat itu didapatkannya secara tak sengaja dari makanan yang dikonsumsinya sebelum race di Sepang tahun lalu | visordown.com

Hati Andrea Iannone ambyar. Bukan karena hal lain, tapi vonis 18 bulan tanpa balapan itu diyakininya sebagai sebuah keputusan yang tak adil. 

Doping Yang Tak Disengaja

Hasil tes pasca balap seri Sepang 2019 lalu menunjukkan bahwa Ianonne telah mengkonsumsi Drostanolone metabolite 2α-methyl-5α-androstane-3α-ol-17-one. Sebutan singkatnya steroid, sebuah zat yang dilarang untuk dikonsumsi para atlet, termasuk rider grandprix motor.

Bukan disengaja, Iannone mengaku bahwa zat itu masuk ke tubuhnya melalui makanan yang dikonsumsinya. Pembelaan itu dipresentasikannya dalam dengar pendapat (hearing) di depan Pengadilan Disiplin Internasional FIM (CDI) yang diadakan di Mies, Swiss pada 4 Februari 2020. 

Hasilnya di luar dugaan. Meski pembelaan Iannone diterima, tapi FIM tetap menjatuhkan skorsing padanya selama 18 bulan, mulai 17 Desember 2019 (awal berlakunya skorsing sementara) hingga 16 Juni 2021.

Bos Aprilia, Massimo Rivola pun mengungkapkan kekecewaanya atas vonis itu. Dia pun berkomitmen untuk mendampingi pebalapnya dalam melakukan banding ke Pengadilan Arbitrase untuk Olahraga (CAS).

"Para hakim mengakui pernyataan Andrea atas ketidaksadarannya dalam mengambil zat tersebut, membenarkan argumen kontaminasi makanan. Karena alasan ini, hukuman yang dijatuhkan tidak masuk akal,"tukasnya sebagaimana dilansir Crash.

Masih dari Crash, brand ambassador Aprilia yang juga juara dunia GP 250cc dan WorldSBK, Max Biaggi pun mengatakan hal serupa. Dia khawatir perlakuan seperti itu bukan hanya menjadi pukulan bagi sang atlet, namun lebih dari itu, dapat menurunkan motivasi si atlet dalam menjalani pekerjaannya.

Meski menerima hasil buruk dari pengadilan FIM, Ianone tetap memberikan apresiasinya kepada semua pihak yang telah mendukungnya terutama pada sang bos, Massimo Rivola dan pengacaranya, Antonio De Rensis. Hal itu diutarakannya melalui akun instagram-nya tiga hari lalu.

Sosok Pebalap Agresif

Pebalap 30 tahun itu memang tak pernah menjadi juara dunia. Prestasi terbaiknya adalah peringkat ke tiga selama 3 tahun berturut-turut di kelas Moto 2 (2010-2012).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun