Saya tak habis pikir saat melihat status beberapa orang di media sosial. Masih saja kebencian mereka kepada sosok yang kini menjadi presidennya itu begitu menguasai hati. Di saat bundanya meninggal, kalimat-kalimat tak pantas masih saja digubahnya.
Entah karena hanya keburukan yang bisa diceritakan atau apa. Tapi saya yakin, sebenarnya mereka masih bisa membedakan hal yang baik dan buruk.Â
Di antara mereka terlihat jelas mempertontonkan atribut keagamaannya. Meski dalam kasus ini, saya berpendapat bahwa mereka justru tengah mencampakkan keluhuran ajaran nabinya.Â
Maaf, saya bukan bermaksud mengedarkan kebencian terhadap kepercayaan tertentu. Justru saya hendak menunjukkan betapa para pencaci itu telah menipu khalayak melalui atribut-atribut reliji.Â
Mereka sungguh tengah terpedaya oleh nafsunya. Mereka telah kalah bersiasat dengan setan yang memoles keburukan amal dengan riasan cantik nan molek.Â
Begitulah politik, kejam katanya. Sebagian yang lain menyebutnya kotor. Yang hanya membersamakan manusia dalam kesamaan kepentingan. Yang mampu membolak-balikkan nilai. Menghalalkan yang terlarang dan melanggar yang seharusnya terjaga.
Wahai saudara, hanya beberapa baris kalimat yang ingin kusampaikan padamu..
Berhentilah menghujat barang sejenak. Tak elok di waktu seperti ini masih saja memburuk-burukkan. Tenangkan pikir dan lisanmu, istirahatkan nafsumu dan biarkan kebaikan hatimu mengambil alih.
Barangkali, selepas istirahatmu itu, yang tersisa darimu adalah ungkapan-ungkapan kebaikan.
Salam.