Ducati yang pada awal seri --Losail Qatar-- mampu menunjukkan kekuatannya, akhirnya tak mampu juga membendung laju Honda yang berhasil meraih triple crown ; juara dunia individu melalui Marquez, juara konstruktor dan juara team melalui Repsol Honda.Â
Meski mampu menahan laju perolehan poin Repsol hingga seri Malaysia (hanya selisih 2 poin) Mission Winnow Ducati akhirnya harus tersisih karena perolehan Dovizioso dan Petrucci di seri terakhir --Valencia-- tak mampu menandingi poin Marquez seorang diri. Dovi hanya meraih posisi ke-4 sementara Petrucci jatuh. Yamaha dan Suzuki pun masih belum terlalu kuat untuk mengejar Honda.Â
Pada klasemen akhir pembalap, Yamaha masih mendominasi di 10 besar melalui Maverick Vinales (3), Fabio Quartararo (5), Valentino Rossi (7) dan Franco Morbidelli (10). Sementara Ducati menempatkan 3 pembalapnya; Andrea Dovizioso (2), Danillo Petrucci (6) dan Jack Miller (8). Honda justru hanya mengibarkan nama Marc Marquez di posisi puncak dan Cal Crutchlow di posisi ke-9.Â
Bisa dibilang Honda kuat karena peran Marquez. RC213V adalah motor "pemilih". Dan saat ini, dia memilih pembalap Spanyol itu sebagai sahabatnya. Hal itu terbukti dari penampilan pembalap Honda lain yang kesulitan menjinakkan mesin V4 Honda. Dalam sesi pengetesan pekan lalu, Marquez berkomentar bahwa dirinya bukan memerlukan motor yang mudah dikendarai melainkan motor yang kencang.Â
"Kalau Anda punya motor yang lebih mudah dikendalikan, itu akan membantu seluruh rider Honda. Tapi target saya untuk mendapatkan motor terkencang,"Â ungkapnya sebagaimana dikutip Crash.
Mengejar Marquez, Bukan HondaÂ
Bergantung pada Marquez berarti membahayakan diri sendiri. Honda harus membuat semua pembalapnya kompetitip untuk mengamankan posisinya karena pabrikan lain tentu tak tinggal diam terhadap dominasinya. Terutama Ducati.Â
Selama 3 tahun berturut-turut tim merah hanya mampu meraih posisi runner up melalui Andrea Dovizioso. Maka tak heran jika muncul isu tim pimpinan Luigi Dall'Igna itu akan merekrut pembalap terkuat Yamaha, Maverick Vinales pada 2021 mendatang.Â
Vinales yang musim ini mampu menempatkan diri di posisi ke-3 klasemen akhir menjadi salah satu pembalap potensial yang diprediksi mampu membuat repot Marquez di 2020.Â
Selain itu, muncul gosip pergeseran posisi Jack Miller yang semula di tim satelit --Pramac Ducati-- ke tim utama, meski hal itu dibantah Ducati. Munculnya rumor itu tak lepas dari penampilan Petrucci yang dinilai kurang konsisten.
Upaya lain Ducati untuk memperkuat lini pembalapnya adalah menaikkan status Reale Avintia Racing dari tim privateer menjadi tim satelit termasuk mendongkel salah satu pembalapnya, Karel Abraham. Konon, langkah Ducati ini didukung oleh Dorna sebagai penyelenggara Motogp. Tudingan itu tak lain berasal dari Abraham sendiri.