Mohon tunggu...
Ahmad Indra
Ahmad Indra Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Suzuki MotoGP, Keterpurukan dan Kebangkitannya

18 November 2019   18:34 Diperbarui: 19 November 2019   20:30 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alex Rins melaju di depan paddock I Foto Suzukiracing.com

Di tahun pertamanya, duet Suzuki hanya mampu menorehkan posisi di luar 10 besar, Espargaro di trap ke-11 sementara Vinales di posisi ke-12. Namun setahun kemudian, Vinales mampu menembus posisi ke-4 dan menggondol 1 juara seri (Silverstone, Inggris) dan tiga kali podium ke-3. 

Tergiur kursi kosong yang ditinggalkan Jorge Lorenzo yang hengkang ke Ducati, Vinales memilih Yamaha sebagai tempat persinggahannya di musim 2017. Meski sebelumnya Kevin Schwantz memperingatkan bahwa Yamaha akan memprioritaskan Rossi oleh sebab kedudukannya sebagai pembalap utama. 

Suzuki pun mencari talenta baru sekaligus merombak susunan pembalapnya. Andrea Ianone yang sebelumnya membela Ducati Team direkrut bersamaan dengan didatangkannya Alex Rins dari Moto2. 

Pada musim 2016, The Maniac --julukan Ianone-- mampu memenangkan 1 seri dan tiga kali podium ke-3. Capaian yang sama dengan Vinales pada musim itu meski dari poin tertinggal cukup banyak karena Ianone hanya menempati urutan ke-9 klasemen akhir. 

Alex Rins dan Joan Mir saat race Belanda | Foto Suzukiracing.com
Alex Rins dan Joan Mir saat race Belanda | Foto Suzukiracing.com
Adapun Rins, selama 2 tahun kiprahnya di Moto2, memiliki prestasi terbaik sebagai runner up pada 2015. Meski mesin Moto2 dan Suzuki GSX-RR memiliki kesamaan konfigurasi (inline 4), Rins melewati musim pertamanya dengan terseok-seok. Dari 18 seri yang diadakan, dia hanya mengikuti 13 diantaranya, 1 seri DNS (did not start) saat lomba berlangsung di Amerika Serikat dan tak mengikuti lomba  di 4 seri setelahnya karena belum pulih dari cidera pergelangan tangan. Meraih 59 poin, rookie tim Suzuki itu hanya mampu berada di posisi ke-16 klasemen akhir. 

Sementara Andrea Ianone tak satu pun meraih podium, sehingga di penghujung musim dia hanya mampu bertengger di posisi ke-13.

Limbung Sejenak dan Kembali Bangkit 

Tahun ke dua, Rins semakin kokoh. Posisi ke-5 klasemen akhir diraihnya sebagai hasil dari 5 kali podium (3 kali runner up dan 3 kali podium ke-3). Berbeda nasib dengan Ianone yang hanya naik 3 trap ke posisi ke-10 klasemen akhir karena capaian 1 kali runner up dan 3 kali posisi ke-3. 

Pencapaian 2 pembalap Suzuki membuat pabrikan Hamamatsu lolos dari status konsesinya. Status konsesi adalah dispensasi yang diberikan kepada pabrikan untuk dapat melakukan pengembangkan mesin sepanjang tahun. Selain itu tim dengan status konsesi mendapatkan 9 alokasi mesin selama 1 musim, 2 mesin lebih banyak dari pabrikan non konsesi. 

Karena tak memperlihatkan hasil yang impresif, Suzuki tak menggunakan jasa Ianone untuk musim 2019. Sedangkan Rins dipilih untuk mengisi kursi pembalap utama hingga 2020. Di sinilah kesamaan Rins dan Vinales selain karena mereka adalah sesama Spaniard. Yakni sama-sama pembalap dari level lebih rendah (Moto2) yang mampu menyisihkan rekan setimnya yang lebih senior di Motogp. Dan dari mereka berdua jugalah, Suzuki meraih posisi ke-4 klasemen akhir pembalap.

Davide Brivio | Foto bolasport.com
Davide Brivio | Foto bolasport.com
Untuk menemani Rins, kembali Suzuki mengambil pembalap muda Moto2. Dan terpilihlah Joan Mir yang pada 2017 menjuarai Moto3. Setahun di Moto2, posisi 6 di klasemen akhir diraihnya dan itu cukup membuat Brivio yakin untuk merekrutnya. Sebenarnya Mir masih tergolong baru di grandprix motor. Pemuda kelahiran Palma de Mallorca Spanyol 22 tahun lalu itu baru menjadi full time rider di kelas Moto3 pada 2016 sehingga dia hanya butuh 3 tahun untuk sampai di kelas premier.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun