Mohon tunggu...
Ahmad Indra
Ahmad Indra Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali

Selanjutnya

Tutup

Balap Artikel Utama

Marquez Vs Lorenzo dalam Intrik MotoGP 2019

7 Juni 2019   07:44 Diperbarui: 7 Juni 2019   18:49 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marquez & Lorenzo | Foto twitter.com/HRC_MotoGP | bolasport.com

Tahun lalu, orang sontak berpikir bahwa akan ada matahari kembar di Repsol Honda Team saat mendengar kabar bergabungnya Jorge Lorenzo sebagai pengganti Dani Pedrosa. 

Pedrosa yang membela Repsol Honda selama 13 tahun dan menyumbang 31 kemenangan itu memutuskan mundur dari pentas persaingan tahun ini. Meski kemudian masih terlibat dalam pengembangan tim motogp pabrikan asal Austria, KTM, sebagai test rider.

Hengkang dari Ducati, Lorenzo nampak mempunyai harapan untuk bersinar lagi selepas performa buruknya selama 2 tahun yang mengantarnya ke peringkat 9 dan 7 klasemen akhir.

Harapan itu setidaknya terlontar dari komentarnya tentang Honda RC213V yang lebih mudah dikendarai dibanding Desmosedici GP18 pada tes uji coba awal tahun ini di sirkuit Losail Qatar.

RC213V Dituding Tak Ramah Pebalap
Yang dibayangkan Lorenzo mengenai RC213V ternyata tak sepenuhnya benar. Sampai seri ke-6, X-Fuera hanya sanggup mengumpulkan 19 poin sehingga tercecer di urutan ke-14 klasemen sementara. Hal itu menyulut opini bahwa Repsol akan menyudahi kontrak Lorenzo. Namun hal itu segera dibantah sang manajer, Alberto Puig.

Sementara itu, tak kunjung adaptipnya dirinya di atas jok RC213V membuat Lorenzo berkomentar bahwa motor itu hanya dapat dikendarai dengan baik oleh Marquez yang dijadikan tumpuan Honda dalan pengembangan motor. Komentar senada sebenarnya pernah dilayangkan oleh pebalap tim LCR Honda, Cal Cruthclaw, tahun lalu.

Lorenzo usai melakoni balap seri Jerez | Foto motorsport.id
Lorenzo usai melakoni balap seri Jerez | Foto motorsport.id

Perilaku Lorenzo yang mengeluhkan tunggangannya itu mengundang sindiran dari Marquez. 

"Saya juga ingin motor yang lebih baik. Jika dia mengeluh tentang motor ini, berarti dia tidak mengetahui motor yang saya gunakan pada 2015 dan 2016," kata Marquez pada La Gazetta dello Sport, Selasa (4/6/2019) sebagaimana dikutip Bolasport.

Sebelumnya, Lorenzo bahkan mengaku berupaya meniru gaya balap Marquez agar bisa lebih kompetitip. Dia mengatakan bahwa untuk bisa menjinakkan kuda besi Honda, pebalap harus dapat memacu motor layaknya seorang rider supermoto yang fasih dalam mengeksplotasi kemampuan melibas tikungan dengan cepat.

Ducati Lebih Baik Ketimbang Honda
Mantan pebalap MotoGP yang kini menjadi pemuncak di gelaran WorldSBK bersama Ducati, Alvaro Bautista, justru memberikan penilaian berbeda tentang Ducati. Pebalap yang memiliki pengalaman membesut 4 motor dari pabrikan berbeda itu mengatakan bahwa Ducati Desmosedici GP16 lebih nyaman dikendarai ketimbang Honda, Suzuki dan Aprilia. 

Hal itu seolah diamini oleh manajer Ducati MotoGP, Luigi "Gigi" Dall'igna. Dia menyatakan bahwa Ducati selalu berupaya memberikan kemungkinan para pebalapnya untuk menemukan setelan yang pas sehingga mereka semua punya kans yang sama untuk melaju dengan kompetitip.

Dan itu terbukti dengan performa Dovizioso dan Petrucci yang sama-sama sudah pernah mengenyam podium pertama bersama Desmosedici GP19.

Pergi ke Jepang, Lorenzo "Buka Front" Hadapi Marquez?
Pekan lalu, 3 Juni 2019, Lorenzo dikabarkan terbang ke Asakadai Jepang untuk bertemu para teknisi pengembang RC213V. Alberto Puig sengaja memberikan kesempatan itu agar sang spaniard dapat belajar langsung mengenai karakter RC213V yang disebutnya hanya ramah pada Marquez.

Honda yang melihat Marquez yang tak mengalami kesulitan dalam mengendarai mesinnya menjadikan pemilik nomor 93 itu sebagai tolok ukur pengembangan. Dan yang terjadi selanjutnya adalah seolah-olah RC213V (dan versi sebelumnya) hanya mengakomodir kepentingan Marquez.

Namun sebenarnya kehadiran Lorenzo di line up Repsol Honda adalah upaya Alberto Puig untuk mengamankan posisi Honda jika Marquez hengkang ke tim lain. 

Spekulasi perginya Marquez sempat mencuat diantaranya melalui pernyataan CEO KTM, Stefan Pierer, yang menyatakan siap mendatangkan pebalap berjuluk the Baby Alien itu jika dia menginginkan tantangan baru. Hal itu diungkapkannya setelah melihat performa Marquez di paruh musim 2018 yang seolah tak ada lawan berarti lagi.

Max Biaggi saat bergabung di tim Repsol Honda | Foto: boxrepsol.com
Max Biaggi saat bergabung di tim Repsol Honda | Foto: boxrepsol.com
Dengan mendatangkan Lorenzo, Honda berupaya membeli waktu agar pebalap barunya dapat kompetitip saat Marquez hengkang. Saat ini Marquez masih terikat kontrak dengan Honda hingga 2020, sama halnya dengan Lorenzo. Namun Lorenzo justru diterpa isu tak sedap terkait performa buruknya yakni Honda akan segera memutus kontrak secara sepihak.

Lorenzo bukan pebalap top pertama yang melempen saat bersama tim utama Honda. Sebelumnya, Max Biaggi pun hanya mampu mengukir namanya di urutan ke-5 klasemen akhir 2005. Capaian tersebut justru lebih buruk daripada perolehannya saat masih membela tim satelit Honda, Camel Honda Pons.

Meski isu pemutusan kontrak itu ditepis oleh sang manajer tim, nampaknya Lorenzo harus berhati-hati dengan Honda. Namun Honda pun harus melakukan hal yang sama karena saat ini potensi lawan untuk memenangi tiap seri amat terbuka. 

Hingga seri ke-6 ini, Honda telah membukukan 3 kemenangan melalui Marquez, Ducati menorehkan 2 podium tertinggi lewat Dovizioso dan Petrucci sedangkan Suzuki berhasil mencuri 1 kemenangan melalui Alex Rins.

Baca juga artikel lain terkait MotoGP :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun