Mohon tunggu...
Ahmad Indra
Ahmad Indra Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali

Selanjutnya

Tutup

Balap Artikel Utama

Vale the Incredible

21 April 2019   08:02 Diperbarui: 20 Juni 2019   05:26 979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Valentino Rossi I Dok. racingwallpaper

Ducati yang ditinggalkan Stoner, mulanya berharap banyak untuk dapat mengulangi kejayaannya saat Vale bergabung di tahun 2011. Sebuah paket berupa pebalap berpengalaman, mekanik handal dan sebuah mesin terkuat di arena MotoGP, tahun itu tim berkelir merah itu dipandang sebagai calon kuat penantang Yamaha.

Namun kenyataan tak seindah harapan. Justru bersama Ducatilah masa terkelam Vale di MotoGP menyambangi. Hasil akhir di posisi ke-7 (2011) dan ke-6 (2012) adalah prestasi terburuk sepanjang karirnya di MotoGP. 

Jerry Burgess & Rossi I Dok. MCN
Jerry Burgess & Rossi I Dok. MCN

Di sinilah supremasi Vale runtuh. Dia tak bisa membuktikan bahwa dirinya sanggup menjuarai kompetisi dengan motor apapun. Ternyata Ducati tak sama dengan Aprilia, Honda dan Yamaha. 

Meski pebalap bukan satu-satunya faktor dalam memenangkan kompetisi, namun Vale kadung dipercaya sebagai seorang "dokter" bagi setiap mesin yang dikendarainya. Dan Desmosedici seolah menolak kehadiran Vale.

Kembali ke Yamaha

Kembalinya Vale ke Yamaha mendatangkan kritik dari mantan seterunya, Casey Stoner. Stoner menuduh Vale tidak berbuat banyak untuk menjadikan Ducati juara.

Kepergian Vale dari Ducati digantikan oleh Luigi "Gigi" Dal'lligna yang sebelumnya sukses menangani Aprilia di kelas 125 dan 250 dan terlibat dalam pengembangan superbike Aprilia. Dal'Iligna kini tengah menangani tim merah Ducati dan hasilnya sudah cukup terlihat dengan berlalu lalangnya Andrea Dovizioso dalam bursa calon juara dunia MotoGP.

Vale kembali ke Yamaha saat Lorenzo menjadi raja yang artinya tak mudah untuk berkompetisi dengannya. Meski menampik status Vale sebagai pembalap ke-2, hasil tetap memperlihatkan bahwa Lorenzo adalah pebalap yang lebih dominan.

Di tahun ke-2-nya, Jeremy Burgess mengundurkan diri dari posisi kepala kru Vale. Selain Vale, tangan dingin Burgess berhasil mengantarkan Freddy Spencer, Wayne Gardner dan Mick Doohan menjuarai kompetisi motor paling bergengsi itu.

Hingga kini, Vale belum pernah lagi merengkuh gelar juara dunia. Mahkota juara dimonopoli oleh para pembalap muda yakni Jorge Lorenzo (2012 dan 2015) dan baby alien, Marc Marquez (2013, 2014 dan 2016-2018).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun