Mohon tunggu...
Mas Imam
Mas Imam Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

..ketika HATI bersuara dan RASA menuliskannya..

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dendam Anak Korban Pembakaran

25 Januari 2016   10:27 Diperbarui: 26 Januari 2016   08:17 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siang menjelang sore

Tetes gerimis dari sendu langit kehitaman

-----

Kalian dalam ratusan, mungkin ribuan

Tak jelas berapa, tak mungkin ku hitung jumlahnya

Terdengar hanya bahana teriakan, kalap buta penuh amarah

Batu-batu datang, terbang menghujami

Disusul acungan pedang parang

“Pergi kalian pendatang! Pendatang sesat!” serak teriak kalian

 

Ibu histeris menangis, Ayah mengucap bentak perintah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun