Mohon tunggu...
Mas Garex
Mas Garex Mohon Tunggu... Editor - KBC - 55 | Kompasianer Brebes
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulisan itu rekam jejak. Sekali dipublikasikan, tak akan bisa kau tarik. Tulislah hal-hal berarti yg tak akan pernah kau sesali kemudian.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penebang Kayu Budiman

6 Agustus 2020   16:16 Diperbarui: 6 Agustus 2020   16:17 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pixabay.com

Pada jaman dahulu kala disebuah kerajaan hiduplah sebatang kara seorang penebang kayu yang sangat miskin, tinggal digubuk reot. Akan tetapi penebang kayu itu sangat baik dan budiman, dia suka menolong kepada siapa saja tanpa memandang bulu.

Setiap malam dirumah penebang kayu yang reot tersebut, selalu diadakan pesta makan dan pengunjungnya hamper semua dari para pengemis. Kabar berita ini terdengar sampai ke telinga sang raja, hal itu membuat sang raja penasaran. Maka sang raja berkeinginan untuk mengetahui benar tidaknya berita itu.

Pada malam yang ditentukan, sang raja bersama pengawal yang dipercaya menyamar sebagai musafir dan berangkatlah ke rumah sang penebang kayu yang baik hati tersebut untuk menyelidiki kebenaran berita itu dan ternyata benar, maka sang raja bersama pengawal pribadinya ikut pesta makan dirumah sang penebang kayu hingga berbincang sampai larut malam. 

Setelah semua peserta pesta pulang, baru sang raja menanyakan tentang asal uang yang digunakan untuk pesta makan tersebut. Sang penebang kayu menjawab "Uang ini adalah hasil penjualan kayu yang saya dapat dari menebang kayu dihutan dan semua hasilnya saya gunakan untuk pesta pora". Akhirnya sang raja pulang dan belum puas atas jawaban sang penebang kayu. Sambil pulang sang raja berfikir bawa hal ini tidak boleh dibiarkan karna pemborosan dan membahayakan hutan bisa  gundul, maka sang raja membuat suatu rencana.

Keesokan harinya sang raja membuat larangan siapapun dilarang menebang kayu dihutan, apabila yang melanggar akan digantung di alun-alun kerajaan dan sang raja berpikir pasti besok malam tidak ada lagi pesta dirumah sang penebang kayu.

Dan pada malam kedua sang raja mendatangi rumah sang penebang kayu, tapi sang raja terheran-heran karena ternyata dirumah sang penebang kayu masih tetap mengadakan pesta makan. 

Kemudian sang raja ikut dalam pesta itu, setelah semua pengunjung pulang sang raja pun kembali bertanya dari manakah uang untuk membeli makanan itu sedangkan sang raja telah memberi larangan untuk tidak menebang pohon dihutan. Sang penebang kayu pun menjawab "Maka dari itu karena dilarang menebang pohon dihutan, maka semua peralatan untuk menebang kayu beserta gerobaknya saya jual untuk membeli makanan".

Sang raja pun terdiam sambil berpikir sang penebang kayu memang orang yang baik hati tetapi telah salah dalam melangkah. Kemudian sang raja pulang, dan memastikan untuk besok malam tidak ada pesta makan lagi.

Pada malam ketiga sang raja dating dan terkejut dan heran kenapa masih ada pesta makan dirumah sang penebang kayu dapat dari manakah uangnya. Akhirnya raja pun seperti biasa ikut makan dan ketika semua pengunjung telah pulang sang raja pun kembali bertanya dari manakah uang yang dia dapat untuk mengadakan pesta makan mala mini. 

Sang penebang kayu menjawab "Tadi pagi saya ikut mendaftarkan diri sebagai prajurit kerajaan dan diterima, kemudian saya mendapatkan bayaran seperempat gaji maka saya semuanya saya belikan untuk makanan". Kemudian sang raja pulang sambil berpikir besok pasti tidak ada pesta lagi.

Dan pada malam keempat sang raja dating lagi dan seperti biasa dia merasa terkejut dan heran ternyata masih ada pesta makan lagi?. Seperti biasa sang raja ikut makan dalam pesta dan ketika semua pengunjung sudah pulang sang raja pun bertanya dapat darimakanah uang untuk pesta makan tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun