Mohon tunggu...
Mas Gagah
Mas Gagah Mohon Tunggu... Dosen - (Lelaki Penunggu Subuh)

Anak Buruh Tani "Ngelmu Sampai Mati"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gibran, Perlawanan Terhadap Dominasi Kaum Tua

27 Juli 2020   15:30 Diperbarui: 27 Juli 2020   15:41 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jateng.tribunnews.com

Karena setiap warga negara yang memenuhi syarat memiliki hak untuk mencalonkan dan dicalonkan. Lalu apa masalahnya? Nah, masalahnya itu sobat RH sekalian ada dua satu kecurangan pemilu, yang kedua regenerasi politik (Refli Harun, 2020).

Pendapat Refli Harun di atas menarik untuk  dijadikan landasan memperbincangkan mengenai regenerasi politik. Tulisan ini menyetujui pendapat di atas, terjadi masalah serius dalam regenerasi politik di tubuh partai politik Indonesia. Tidak hanya ditubuh PDI Perjuangan, sepertinya hampir terjadi di seluruh partai yang ada Indonesia. Partai-partai politik di Indonesia sampai saat ini masih didominasi oleh kekuasaan kaum tua. 

Gagasan ini hanya sebuah opini pendek. Masih sangat subjek dan tidak didukung dengan teori dan penelusuran fakta yang mendalam. Agar hasilnya objektik dan mendalam, tentu harus dilakukan riset yang panjang.

Tulisan ini juga sejalan dengan pendapat Ayu Henidar Mulyara (2020) dalam "Melirik Regenerasi Kepemimpinan Partai Politik". Menurut dia, dinamika politik nasional saat ini masih didominasi oleh wajah-wajah lama. Dampaknya, paradigma dan perilaku politik yang dilakukan juga tidak lagi relevan dengan perkembangan zaman. 

Banyak kalangan, khususnya generasi muda yang mengeluhkan regenerasi kepemimpinan partai politik yang melemah bahkan cenderung mandek. Hal itu ditunjukkan oleh dominasi nama-nama lama yang kembali hadir sebagai pucuk pimpinan partai politik nasional (lihat di sini).

Penulis pernah berdiskusi dengan seorang rekan mengenai mandegnya regenerasi kaum muda pada parti politik. Partai Islam maupun nasionalis saat ini berada di pusaran kekuasaan kaum tua. Penguasa partai politik, orang-orangnya itu saja. Satu partai yang menurut saya cukup gencar mengkadar kaum muda adalah Partai Solidaritas Indonesia.

Selain PSI, sepertinya partai lain belum terlihat menampilkan kaum muda. Padahal sangat penting melakukan regenerasi partai politik. Jika tidak melakukan regenerasi di tubuh partai, maka menjadi ancaman bagi partai tersebut. Cara pandang anak muda dan kaum tua tentu saja berbeda. Generasi muda saat ini lebih happy berada di luar lingkaran kekuasaan.

Tantangan dalam tubuh partai politik dalam perjalan menjadi parpol modern adalah terletak pada proses regenerasi khususnya pada mesin partai. Sudah diketahui saat ini, demografi pemilih yang makin didominasi oleh kaum muda, mengharuskan partai politik menggagas strategi, program, dan adaptasi komunikasi dalam tubuh partai politik (Riza Harahap, 2016)

Jika masuk pada lingkaran kekuasaan, mereka kemudian menimbulkan berbagai masalah. Misalnya adalah kasus staff khusus millennial yaitu pendiri Ruang Guru Belfa Devara dan Andi Taufan Garuda Putra pendiri sekaligus CEO PT Amartha Mikro Fintek (Amartha). Dua kasus ini menguap begitu saja kabarnya. Masyarakat sepertinya juga sudah melupakannya.

Gibran sebenarnya tidak salah mencalonkan diri sebagai walikota Solo. Meski juga jika dilacak jejak digitalnya, Gibran pernah mengatakan tidak tertarik masuk pada gelanggang politik. Dirinya hanya ingin berfokus ada bisnis-bisnis yang telah dibesarkannya. Jika pada akhirnya Gibran masuk gelanggang politik, tentu tidak salah. Sah dan legal secara hukum dan undang-undang.

Masuknya Gibran, meskipun banyak isu-isu miring mengatakan bahwa Gibran belum layak, merupakan antitesis terhadap dominasi kaum tua. sebab, sampai saat ini partai politik di Indonesia hampir secara keseluruhan dikuasai oleh kaum tua. Jika ditelisik lebih jauh partai yang pernah hidup di jaman Orde Baru (PDIP, Golkar, PPP), saat ini masih dikuasai oleh kaum tua. Mereka adalah politikus yang pernah hidup dan bekerja pada masa kekuasaan Orde Baru.

Anak muda saat ini lebih menyukai hal-hal yang sifatnya budaya populer. Mereka tidak lagi tertarik untuk masuk pada gelanggang politik. Mereka hidup pada ruang budaya yang terbilang aman. Politik bagi mereka bukan sebuah arena yang menarik untuk diperjuangkan. Sangat berbahaya jika ini terjadi sebab sulit menemukan generasi muda yang akan melakukan esfatet pada tubuh partai politik.

Munculnya Gibran ini, merupakan perlawanan terhadap dominasi kaum tua. Hanya saja, secara kebetulan Gibran adalah anak Jokowi. Mudah sekali mengganggap pencalonan Gibran ini merupakan praktik neo oligarki. Telah disinggung di atas, banyak jejak digital mengatakan bahwa Gibran tidak pernah tertarik untuk masuk pada gelanggang perebutan kekuasaan.

Orang-orang lama yang telah lama berada di tubuh PDIP tentu saja gerah dengan kehadiran Gibran. Meskipun jika ditanya mereka sangat legowo dengan keputusan partai untuk mengusung Gibran. Keputusan partai mengusung Gibran adalah harga mati yang sudah tidak dapat ditawar lagi.

Gibran merupakan antitesis atau perlawanan terhadap kaum tua. Meskipun pada prosesnya pencalonannya terlalu cepat dan terkesan dipaksakan, yang kemudian memunculkan isu adanya praktik oligarki. Alih-alih terlalu gerah dengan kemunculan Gibran, setiap partai politik seharusnya instropkesi diri. Mereka harus berani memunculkan anak muda sebagai tandingan Gibran.

Gibran sebagai anak muda, seharusnya dilawan dengan kehadiran anak muda lain. Kalau hanya dilawan dengan debat kusir di ruang media, tidak akan menimbulkan dampak apapun. Silakan berdebat sampai keringat dingin, Gibran akan tetap akan maju sebagai calon walikota Solo. Kalau hanya dilawan dengan tukang jahit dan ketua RW dari kaum tua, sama saja artinya Gibran melawan kotak kosong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun