Mohon tunggu...
Mas Gagah
Mas Gagah Mohon Tunggu... Dosen - (Lelaki Penunggu Subuh)

Anak Buruh Tani "Ngelmu Sampai Mati"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Internet, Intelektual Publik, dan Gelar Akademik

6 Juli 2019   10:26 Diperbarui: 6 Juli 2019   11:01 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://aceh.tribunnews.com


Ada juga pemuda bernama Tyovan Ari Widagdo yang menjadi Chairman Bahaso & CEO HI APP. Pemuda kampung asa Wonosobo ini hampir sama dengan Putra Aji Adhari, waktu SMP gemar main game dan ding dong di warnet. Tyovan menjelaskan bahwa sejak SMP dirinya gemar mengutak-atik komputer untuk belajar bahasa pemrograman karena ia ingin membuat game. Tyovan kemudian membaca buku-buku pemrograman dan mencari informasi dari internet.


"Saya belajar dari buku dan internet di warnet. Tiap pulang saya ke Perpusda Wonosobo. Lalu lanjut ke warnet untuk belajar pemrograman. Tapi saya berpikir, kalau ke warnet terus boros, sementara uang terbatas. Dari situ mulai terpikir untuk belajar ngehack," kata Tyovan yang mendirikan aplikasi belajar bahasa asing, Bahaso. Bisa meretas, membuat Tyovan bebas melenggang berselancar di warnet. Saat SMA, Tyovan bahkan membuat website khusus wisata di Wonosobo. (https://www.youtube.com/watch?v=6aXcvME54Xk)

Dua cerita di atas hanya sebagian kecil dari cerita orang sukses karena internet. Mereka tidak pernah menjadi professor tetapi mampu menciptakan teknologi. Rasa-rasanya, jika bertemu mereka, tidak pantas ditanyakan pernah kuliah di mana atau selesai S3 atau tidak.

Internet telah memunculkan ribuan intelektual publik tanpa gelar akademik. Dikotomi atau sekat mengenai kepakaran sepertinya tergantikan dengan kehadiran intelektual publik seperti mereka. Internet merupakan sekolah atau kampus yang hadir tanpa gedung. 

Tidak ada proses belajar dengan tatap muka dengan guru atau dosen. Meskipun begitu, internet telah melahirkan intelektual publik tanpa embel-embel akademik.

Sebagai penutup, tulisan ini tidak hendak mengajak untuk meninggalkan bangku pendidikan sekolah hingga kuliah. Justru, sekolah maupun perguruan tinggi harus berbenah. Meminjam istilah Prof Rhenal Khasali, era disrubtion  telah tiba. Semua orang harus siap masuk di dalamnya. Jika tidak mau berbenah dan terus belajar, gelar akademik tidak akan ada gunanya.

Seorang lulusan doktoral, jika tidak mau belajar lagi, maka dia bukan intelektual publik. Ia akan kalah dengan orang yang hanya lulus SMU tetapi menciptakan penemuan baru bidang sosial dan teknologi. Internet telah menyediakan berbagai kemudahan untuk belajar. Tinggal kita mau atau tidak untuk terus belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun