Mohon tunggu...
Mas Gagah
Mas Gagah Mohon Tunggu... Dosen - (Lelaki Penunggu Subuh)

Anak Buruh Tani "Ngelmu Sampai Mati"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Internet, Intelektual Publik, dan Gelar Akademik

6 Juli 2019   10:26 Diperbarui: 6 Juli 2019   11:01 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://aceh.tribunnews.com

Pembaca mungkin masih teringat dengan pertanyaan Prof Yusril Ihza Mahendra terhadap Prof Jaswar Koto dalam sidang yang digelar oleh MK. Prof Yusril dan Prof Jaswar merupakan seorang ilmuwan dan akademisi yang lahir dari bangku kuliah. Bidang ilmu yang mereka tekuni juga berbeda. Prof Yusril merupakan seorang Profesor Hukum Tata Negara. Prof Jaswar merupakan seorang ahli bidang teknologi.

Prof Jaswar Koto merupakan ahli bidang perkapalan dan pengeboran minyak lepas pantai. Prof Jaswar Koto merupakan President of Ocean and Aerospace Research Institute, Indonesia; President of International Society of Ocean, Mechanical & Aerospace (ISOMAse). Dia menyelesaikan menamatkan sarjana di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) pada 1994 dengan Studi Fisika. Gelar Magister Manajemen didapatkannya dari Notre Dame University, Australia, pada 2000. Gelar doktor didapatkan dari saka Prefecture University, Jepang, pada 2004 dalam bidang Engineering, Aerospace and Ocean Engineering, School of Engineering. (https://www.cnbcindonesia.com)

"Dengan tidak mengurangi sifat tawaduk terhadap Prof Jaswar Koto" Prof Yusril membuka pertanyaan terhadap Prof Jaswar. "Bapak itu orang teknik keahliannya di bidang apa?" Prof Yusril melanjutkan pertanyaannya. Seterusnya Prof Jaswar menjelaskan di mana dia pernah kuliah dan bidang apa yang ditekuni.


Kata 'tidak mengurangi sifat tawaduk' merupakan bentuk penghormatan Prof Yusril terhadap Prof Jaswar. Selanjutnya, Prof Jaswar juga nampak santun menjawab pertanyaan Prof Yusril. Mereka berdua ilmuwan yang seharusnya menjadi inspirasi bagi generasi muda. Meskipun kemudian perang meme bermunculan di media sosial. Meme saling nyinyir sana sini tanpa menghormati dua ilmuwan tersebut.

https://www.2019gantipresiden.org
https://www.2019gantipresiden.org
Terlepas dari perdebatan di ruang sidang MK. Terlepas juga dari perdebatan di ruang media sosial tentang kedua ilmuwan tersebut. Selayaknya kita bangga memiliki dua orang Profesor yang hebat. Meski sekarang bekerja di Jepang, ternyata Prof Jaswar Koto merupakan alumni ITS Surabaya. Kita harus legowo bahwa kita belum menjadi ilmuwan seperti dua professor tersebut.

Tulisan ini merupakan elaborasi dari tulisan Eka Kurniawan dengan judul "Intelektual Publik" di Jawapos.com. Prof Yusri dan Prof Jaswar adalah dua ilmuwan yang dibentuk dari lingkungan akademik. Menyelesaikan pendidikan dari jenjang S1 hingga S3. Melakukan berbagai penelitian yang kemudian mereka dinobatkan sebagai professor.

Pertanyaan Prof Yusril terhadap Prof Jaswar tentang keahlian dan kuliah di mana. Sangat relevan karena berada di ruang sidang MK untuk menyelesaikan sengketa hasil pemilu. Tetapi jika di luar sidang, apakah pertanyaan ini masih relevan?

Realitasnya, internet telah melahirkan ilmuwan baru. Mereka adalah orang yang tidak pernah kuliah tetapi mampu menciptakan teknologi. Generasi millennial yang belum sampai kuliah tingkat Doktoral, tetapi mereka mampu menjadi ilmuwan sosial dan ilmuwan teknologi.

Pembaca mungkin masih ingat dengan seorang anak SMP yang mampu meretas situs Nasa. Pemuda kurus ini awalnya hanya gemar main game di warnet. Anak muda yang kemudian menjadi populer karena berhasil menjadi seorang hacker. Anak muda inilah yang disebut dengan intelektual publik.

Sebuah channel youtube menjelaskan, keamanan siber di Indonesia terbilang rawan, terutama karena tidak dilengkapi dengan ketersediaan ahli yang memadai. Di tengah kelangkaan ini, hadir remaja berusia 15 tahun, berhasil menembus ratusan situs hingga ke situs dengan pengamanan ketat berlapis seperti NASA. Putra Aji Adhari, tercata sebagai siswa madrasah yang tidak ada pelajaran komputer. Remaja SMP ini lebih suka disebut sebagai "bug hunter" dan "hacker topi putih"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun