Mohon tunggu...
Mas Gagah
Mas Gagah Mohon Tunggu... Dosen - (Lelaki Penunggu Subuh)

Anak Buruh Tani "Ngelmu Sampai Mati"

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Debat Capres Tanpa Nobar, Sepak Bola Ramai Nobar

17 Februari 2019   16:44 Diperbarui: 17 Februari 2019   16:56 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://majalahpeluang.com

Mungkin perlu diadakan survei untuk melihat hubungan debat capres dan sepakbola. Hipotesa saya mengatakan, sepakbola lebih diminati dibandingkan dengan debat capres. Faktanya, setiap ada even pertandingan sepak bola, anak-anak muda di komplek saya selalu menggelar nonton bareng. Celakanya, pernah hampir tawuran karena fanatisme berlebihan menonton tim kesayangannya bertanding.

Fanatisme menonton sepak bola sepertinya lebih penting dibandingkan dengan menonton debat capres. Sepak bola seakan menjadi agama bagi anak-anak muda tertentu. Sampai-sampai ada anak muda yang rela mati membela tim bola kesayangannya.

Sepertinya, kontestasi politik hari-hari ini tidak menyenangkan untuk masyarakat Indonesia. Debat capres yang digelar sesi kedua ini pun tidak menarik di hati anak muda millenial. Ukuran yang saya gunakan adalah 'kok tidak ada nobar debat capres'. Berbeda dengan yang saya sebutkan di awal, 'nobar sepak bola begitu ramai'.

Malahan, di komplek saya, jauh-jauh hari sudah dipersiapkan untuk nobar sepak bola. Pemerintahan level bawah, RT atau RW misalnya, adem ayem saja. Tidak ada instruksi kepada masyarakat untuk nonton bareng debat capres.

Saya tidak mengerti, kenapa politik justru tidak menarik bagi anak-anak generasi millenial. Tentu, ukuran yang saya gunakan, antar nobar sepak bola dan nobar debat capres di komplek saya. Jika sepak bola bisa menjadi menarik, lantas kenapa debat capres tidak menarik bagi anak muda.

Sore ini juga, di tempat saya tinggal, adem ayam saja. Tidak ada riuh akan menyambut debat capres. Padahal, beberapa waktu lalu, anak-anak muda menggelar tenda untuk menonton tim Persija bertanding. Hari ini kok, tidak ada pesta pemuda untuk nobar debat capres.

Saya tidak mengerti, kenapa anak-anak muda dan masyarakat, lebih suka nobar sepak bola. Padahal, sepakbola itu bisa langgeng, karena ada kepemimpinan politik yang baik. Lihat saja, kisruh PSSI selama inikan dampak dari politik yang gagal. Mengabaikan politik, maka yang menjadi korban adalah dunia sepakbola kita (PSSI, red).

Debat capres dan sepakbola memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Keputusan tentang sepakbola hari ini adalah disebabkan oleh kepentingan politik. Jika salah memimpin maka dunia persepakbolaan kita tetap akan kacau. Sepak bola adalah seni menggiring bola, politik adalah seni untuk mengatur negara.

Jika anak-anak muda sudah abai terhadap politik, bagaimana nasib kepemimpinan bangsa ini di masa depan. Anak-anak muda selain harus mencintai olahraga, tentunya harus juga mencintai politik. Dalam hal ini, politik yang mencerdaskan dan membangun bangsa.

Maka, sangat disayangkan jika nobar sepak bola ramai, tetapi nobar debat capres kok sepi. Saya sendiri kok merasa juga tidak antusias menonton debat capres nanti malam. Jika ada nobar debat capres, sepertinya saya juga tidak akan datang. Kenapa ini terjadi....?

Salam Indonesia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun