Mohon tunggu...
Mas Gagah
Mas Gagah Mohon Tunggu... Dosen - (Lelaki Penunggu Subuh)

Anak Buruh Tani "Ngelmu Sampai Mati"

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Tenggelamnya KM Sinar Bangun

22 Juni 2018   21:17 Diperbarui: 23 Juni 2018   07:34 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Koran Kompas, 22 Juni 2018

Pada koran Republika tanggal 22 Juni 2018 di halaman depan dengan judul "Evakuasi Korban Terhambat". Pada Korang Kompas di halaman depan dengan judul "Korban Diduga terjebak di Kapal".

Sampai saat ini berapa jumlah korban yang hilang masih simpang siur. Di antara harapan dan tangis keluarga korban, pencarian korban hilang KM Sinar Bangun masih dilanjutkan. Meksipun dengan kedalaman 500 M Danua toba, BADAN SAR Nasional masih optimis korban bisa ditemukan.

Kejadian ini sungguh mencoreng tentang pengamanan laut di Indonesia. Pemerintah sepertinya gagal menjamin keselamatan rakyat di tengah lautnya sendiri.  Siapa lagi yang harus bertanggung jawab atas persoalan ini kalau bukan pemerintah?

Peristiwa tenggelamnya KM Bangun ini berada di tengah-tengah gempita perhelatan PILKADA serentak di Indonesia. Jika demikian apa makna pilkada bagi warga yang kerabatnya menjadi korban tenggelamnya korban KM Sinar Bangun?

Kejadian ini seharusnya menjadi pelajaran bagi pemerintah untuk menjamin keselamatan laut bagi rakyat Indonesia. Sebab peristiwa sepertini sebenarnya sudah berulang kali Terjadi. Tetapi, seakan pemerintah melakukan pembiaran. Tidak ada usaha yang secara jelas untuk menanggulangi perisiwa ini terjadi lagi.

Semoga hal ini menjadi pelajaran bagi pemerintah untuk mengamakan seluruh rakyat dari kecelakaan di perairan. Di tengah-tengah hiruk pikuk Pilkda setidaknya kita mau berempati atas peristiwa naas ini. Bahwa, negara kita yang dikatakan sebagai negari Bahari belum mampu menjamin keselamatan rakyatnya sendiri. Semoga hal ini menjadikan kita sebagai bangsa yang mau belajar dari kesalahan seperti ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun