Mohon tunggu...
Masfu fathul Mahmudah ESY A
Masfu fathul Mahmudah ESY A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menjadi lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Jiwa Santriku

13 September 2022   09:43 Diperbarui: 13 September 2022   09:53 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

JIWA SANTRIKU

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang membentuk jiwa-jiwa intelektual yang religius, kehidupan menjadi santri tidaklah mudah sangat berbeda dengan kehidupan remaja di luar di pesantren. Dipesantren santriwan dan santriwati dipisah agar tidak ber sosialisasi dengan lawan jenis. 

Di pesantren dituntut untuk mengaji, mengikuti kegiatan,menghafalkan Nadzam dan Alquran. Dan di dalam sistem pembelajarannya menggunakan sistem sorogan dan bandongan. Di dalam Pesantren memiliki peraturan yang banyak agar terbentuk jiwa disiplin dalam diri Santri.

Kehidupan menjadi santri sangat melatih mental kemandirian bersosialisasi menempatkan moral dan nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan di dalam pesantren. Tidak semua seorang bisa mampu bertahan di pesantren, karena tidak semudah apa yang mereka bayangkan. Entah Itu karena lemah dalam adaptasi, kurabg dunia bebas ataupun adanya peraturan ketat.

Dengan ini saya akan menceritakan kisah hidup saya sebagai seorang santri.

Saya menjadi santri di pesantren yang berbeda tempat, pada tahun 2017 pertama kali saya menginjak kaki di pesantren yang benar-benar saya tidak tahu apa itu mondok, Apa itu santri dan bagaimana hidup di pesantren. Semua menjadi pertanyaan dibenaku. 

Hari pertama saya mendatangi pesantren dengan kedua orang tua saya menemui Abah dan Ibu untuk menyerahkan saya ke pesantren agar dididik dengan baik setelah itu saya diajak santriwati untuk keliling lingkungan pesantren. Hari kedua Saya mulai beradaptasi dengan teman-teman lingkungan dan bagaimana saya harus pintar dalam manajemen waktu antara ngaji dan sekolah.

Setelah beberapa hari di pesantren saya mulai merasa tidak betah dan inginku pulang tetapi saya harus bertahan untuk mengalahkan Ego saya dan meniatkan kembali untuk belajar dan merubah diri untuk memiliki jiwa mandiri. 

Di pesantren pertama ini yaitu pesantren yang Berbasid ekonomi Yaitu pesantren yang di dalamnya banyak kewirausahaan yang didirikan oleh pesantren, Jadi jika Saya punya waktu luang atau yang libur sekolah saya ikut dalam membantu usaha-usaha di pondok untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi saya.

Beberapa bulan telah berlalu saya mulai nyaman dengan lingkungan keluarga baru dan sistem dalam pembelajarannya dalam meningkatkan akhlak dan left skill Santri. Di pesantren saya sangat berlatih dalam kemandirian seperti nyuci,masak, beres beres dan belajar yang sudah tidak terlalu tergantung dengan kedua orang tua. 

Setelah saya bertanya Pesantren tidak terasa sekolah pun selesai saat itu saya menaikkan diri untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Purwokerto, dan saya memutuskan untuk meninggalkan Pesantren itu walaupun terlalu berat untuk meninggalkannya.

Tahun 2020 saya mendaftar kampus dan pesantren yang saya inginkan dan alhamdulillah hasil pun sesuai dengan ekspektasi saya. Di Bulan Februari saya pemberangkatan ke pesantren yang kedua dan setelah saya sampai saya merasakan perbedaan pada Pondok itu. 

Seperti perbedaan dalam peraturan, taziran dan sistem pembelajarannya, dengan adanya keyakinan dan keberanian saya saya menghadapi resiko apapun di pesantren ini di pesantren ini saya ditantang dalam menit waktu antara kuliah Haji hafalan dan ikut kegiatan dan dengan berjalannya waktu Alhamdulillah saya masih bertahan sampai di titik sekarang dengan rasa keikhlasan dan semangat.

Dengan kisah ini, saya merasakan begitu banyak manfaat dan perubahan yang begitu hebat bagi saya. " Sekolah iku penting, Ngaji iku Wajib"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun