Mohon tunggu...
Fathan Muhammad Taufiq
Fathan Muhammad Taufiq Mohon Tunggu... Administrasi - PNS yang punya hobi menulis

Pengabdi petani di Dataran Tinggi Gayo, peminat bidang Pertanian, Ketahanan Pangan dan Agroklimatologi

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Forum Kakao Aceh Gandeng UMKM Luncurkan Produk Coklat Unik

29 November 2018   14:08 Diperbarui: 29 November 2018   14:23 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1, Produk 'Cilet Coklat' dengan kemasan bergambar unik (Doc. FMT)

Kakao (Theobroma cacao L.) saat ini sudah merupakan  salah satu komoditi perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan petani dan sumber devisa negara. Disamping itu kakao juga berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri.

Tanaman Kakao lebih sering disebut sebagai tanaman coklat karena biji kakao setelah melalui proses pengolahan akan menghasilkan berbagai produk coklat yang dapat diolah kembali menjadi berbagai produk makanan dan minuman coklat, saat ini sangat tinggi, bahkan mengkonsumsi coklat sudah menjadi tren lintas generasi, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa bahkan sampai para lansia. Tren inilah yang kemudian membuat permintaan ekspor produk kakao dari berbgai negara terus mengalami peningkatan.

Di wilayah provinsi Aceh, komoditi kakao mulai dikembangkan secara massal sejak sepuluh tahun terakhir. Harga biji kakao kering yang cukup menggiurkan, telah membuat banyak petani 'tergoda' untuk beralih ke komoditi ini, bahkan di beberapa daerah lahan tanaman karet sudah banyak yang mengalami replanting dengan tanaman baru berupa kakao. 

Menurut data statistik tahun 2016, luas lahan pertanaman kakao di Aceh saat ini mencapai 102.034 Hektare dengan produksi sebesar 34.887 ton. Sebagian besar produksi kakao dari Aceh ini di ekspor maupaun dipasarkan dalam negeri dalam bentuk biji kering dan hanya sebagian kecil saja yang dipasarkan dalam bentuk olahan. 

Meski harga jual di tingkat petani saat ini cukup tinggi yaitu Rp 31.000,- per kilogram, namun jika produk kakao dijual dalam bentuk produk olahan, tentu akan memberikan nilai tambah yang cukup signifikan, sehingga mampu mendongkrak harga biji kakao di tingkat petani.

FKA gandeng UMKM luncurkan produk coklat olahan.

Kondisi inilah yang kemudian 'mengusik' Forum Kakao Aceh (FKA) untuk melakukan terobosan agar para petani kakao yang tersebar di berbagai kabupaten/kota seperti Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tenggara, Aceh Singkil dan  lain-lainya akan memperoleh nilai tambah dari produk yang mereka hasikan.

Salah satu terobosan yang kemudian dilakukan sebagai upaya meningkatkan nilai tambah produk kakao , belum lama ini Forum Kakao Aceh (FKA) meluncurkan produk coklat olahan dengan merek dagang 'Cilet Coklat'. Untuk memproduksi coklat siap saji ini, FKA sengaja menggandeng kalangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di kota Banda Aceh.

Peluncuran produk coklat olahan ini selain sebagai upaya memberdayakan UMKM juga merupakan upaya meningkatkan nilai tambah produk kakao bagi petani, karena jika usaha ini sudah memasuki skala besar, akan banyak produk kakao dari petani yang dapat ditampung oleh unit usaha ini dengan harga yang lebih tinggi. 

Di samping itu, peluncuran produk ini juga merupakan upaya memasyarakatkan produk lokal untuk mengajak masyarakat lebih mencintai produk-produk yang dihasilkan di daerah sendiri. Saat ini produk coklat dengan berbagai varian seperti rasa Kopi Gayo, rasa Oreo, rasa Kismis dan beberapa varian lainnya mulai dipasarkan di sekitar kota Banda Aceh, meski produksi dan jaringan pemasarannya masih terbatas.

Pola kemitraan seperti ini tentu saja akan lebih memperkuat kelembagaan UMKM sebagai salah satu pilar ekonomi yang langsung terkait dengan hajat hidup masyarakat, selain tujuan jangka panjang untuk meningkatkan kesejahteraan petani kakao di Aceh. Seperti pancing bermata dua, terobosan Forum Kakao Aceh ini akan berdampak ganda yaitu membuka pelauang usaha bagi UMKM dan memberikan nilai tambah bagi petani. Sebuah ide brilian yang bisa dicontoh oleh forum-forum lainnya.

Kemasannya unik

Pengembangan usaha coklat olahan yang difasiltasi Forum Kakao Aceh ini sejatinya merupakan replikasi dan diversifikasi produk dari usaha yang sudah dikembangkan oleh Irwan dengan produk minuman coklat 'Socolate'  yang berlokasi di kabupaten Pidie Jaya. Nama Socolate sudah populer hampir ke seluruh pelosok negeri, karena produknya yang meiliki rasa khas coklat Aceh yang sudah diakuai oleh para penggemar dan penikmat coklat dari berbagai daerah bahkan dari luar negeri, ini yang kemudian ditiru oleh Cilet Coklat.

Meski produk olahan yang dihasilkan berbeda dengan produk Socolate, namun 'Cilet Coklat' berupaya untuk menampilkan keunikan pada produk yang baru saja diperkenalkan kepada publik ini. Selain varian rasa yang mengadopsi produk lokal seperti Kopi Gayo, keunikan Cilet Coklat jelas terlihat pada kemasannya. Ini yang membuat rasa Cilet Coklat berbeda dengan produk coklat lain yang sudah beredar di pasaran sebelumnya.

Menurut Kepala Bidang Promosi dan Pemasaran FKA, drh. Ahdar, MP, pihaknya sengaja menampilkan keunikan pada kemasan produk coklat ini dengan memanfaatkan kearifan lokal, seperti gambar pahlawan asal Aceh Cut Nyak Diien, Cut Meutia, Teuku Umar dan lain-lainnya.

Gambar 2, Ketua Bidang Pemasaran dan Promosi FKA, Ahdar bersama pelaku UMKM, Didi (Doc. FMT)
Gambar 2, Ketua Bidang Pemasaran dan Promosi FKA, Ahdar bersama pelaku UMKM, Didi (Doc. FMT)
"Kami sengaja menampilkan gambar para pahlawan Aceh pada kemasan Cilet Coklat, selain untuk memancing daya tarik bagi konsumen, sekaligus kami menyelipkan pesan edukatif dalam produk ini, karena motto yang kami usung pada produk ini adalah makan coklat cerdas" ungkap Ahdar.

Ahdar juga menambahkan bahwa kedepan pada setiap kem,asan Cilet Coklat akan ditampilkan pesan edukatif lainnya seperti rumus matematika, kimia, fisika dan pengetahuan sains lainnya. Selain itu juga telah dirancang desain kemasan dengan gambar dan informasi pariwisata dan budaya Aceh, seperti panorama alam dan aneka tarian Aceh.

Pegiat pertanian yang selama ini aktif dalam berbagai kegiatan Forum Kakao Aceh ini juga yang punya ide untuk menampilkan kearifan lokal pada kemasan Cilet Coklat yang merupakan produk UMKM binaan FKA ini. Ketua Forum Kakao Aceh, It. T. Iskandar, langsung menyetujui gagasan Ahdar yang dinilai unik dan bernilai jual.

ketua-fka-t-iskandar-bersama-didi-5bff900e677ffb60cf3c7792.jpg
ketua-fka-t-iskandar-bersama-didi-5bff900e677ffb60cf3c7792.jpg
Gambar 3, Ketua Forum Kakao Aceh, T. Iskandar bersama mitra UMKMnya menunjukkan produk Cilet Coklat  (Doc. FMT)

Sementara itu, pelaku UMKM, Supriadi alias Didi merasa bersyukur dijadikan mitra oleh Forum Kakao Aceh untuk mengelola unit usaha pengolahan hasil coklat ini.

"Saya berterima kasih dan bersyukur dipilih sebagai mitra usaha oleh Forum Kakao Aceh, Insya Allah ini akan jadi peluang bisnis baru bagi saya dan teman-teman, mudah-mudahan usaha ini bisa berkembang lebih besar dan bisa menampung tenaga kerja yang lebih banyak, saya juga berharap dengan berkembangnya usaha pengolahan coklat ini, petani kakao di Aceh juga makin sejahtera" ungkap Didi.

Ingin mencoba coklat unik khas Aceh ini? Silahkan mampir di gerai utamanya di Jalan T Iskandar, Lambhuk, Banda Aceh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun