Mohon tunggu...
Fathan Muhammad Taufiq
Fathan Muhammad Taufiq Mohon Tunggu... Administrasi - PNS yang punya hobi menulis

Pengabdi petani di Dataran Tinggi Gayo, peminat bidang Pertanian, Ketahanan Pangan dan Agroklimatologi

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mengapa Kopi Gayo dari Aceh Jadi Kopi Termahal di Dunia?

7 Juni 2018   11:54 Diperbarui: 8 Juni 2018   00:30 13966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1, Pesona Kopi Arabika Gayo, menarit minat pembeli dari manca negara untuk langsung mengunjungi kebunnya (Doc. FMT)

Kopi Arabika (Coffea arabica) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang menjadi produk ekspor unggulan di Indonesia. Secara spesifik, kemudian komoditi perkebunan ini menjadi komoditi utama dan unggulan di dua kabupaten yang berada di Dataran Tinggi Gayo yaitu Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Luas areal pertanaman kopi arabika di kedua daerah ini mencapai lebih dari 100.000 hektar, dengan produksi per tahun mencapai lebih dari 200.000 ton.

Komoditi perkebunan ini kemudian menjelma menjadi "soko guru" alias penopang utama perekonomian di daerah dengan topografi pegunungan berhawa sejuk ini. Produk Domestik Regional Brutto (PDRB) terbesar bagi daerah ini dihasilkan produk kopi arabika yang saat ini sudah banyak dikenal oleh konsumen manca negara baik di daratan Eropa, Amerika maupun Asia.

Kopi arabika asal daerah ini yang kemudian dikenal dengan identitas geografis sebagai Kopi Gayo ( Gayo Mountain Coffee) ini, sekarang sudah mampu bersaing dengan kopi arabika yang dihasilkan oleh negara-negara di benua Afrika, Amerika latin (khususnya Bazil) dan beberapa negara Asia seperti Vietnam dan Thailand  di pasar kopi dunia.

Kopi Organik sebagai salah satu keunggulan produk kopi Gayo. 

Pasar kopi baru yaitu specialty coffee merupakan peluang yang harus diraih, dan kopi organik termasuk di dalamnya. Kopi organik merupakan kopi yang diproduksi dengan menganut pada paham pertanian yang berkelanjutan. Dalam budidaya organik aspek-aspek pelestarian sumberdaya alam, keamanan lingkungan dari senyawa senyawa pencemar, keamanan hasil panen bagi kesehatan manusia serta nilai gizinya sangat diperhati-kan. Disamping itu dalam budidaya kopi organik aspek sosial ekonomi juga menjadi perhatian utama.

Jadi, tidak seperti anggapan masyarakat selama ini bahwa kopi organik adalah budidaya kopi tanpa pestisida, pupuk buatan dan tanpa pemeliharaan sama sekali. Justru, pada budidaya kopi organik jauh lebih banyak aspek yang harus diperhatikan.

Kopi organik hanya dapat diproduksi pada kondisi sumberdaya lahan yang tingkat kesuburan tanahnya tinggi, curah hujannya cukup serta daya dukung lingkungannya tinggi.

Pengelolaan tanah mempunyai arti yang sangat penting yang meliputi penyediaan bahan organik yang cukup di dalam tanah dan memanfaatkan mikrobia seperti jamur mikoriza seperti Tricodherma. Mengingat daerah pertanaman kopi arabika umumnya di daerah dataran tinggi dengan topografi berbukit hingga bergunung, maka pengendalian erosi dengan terasering mutlak dilakukan.

Pengendalian organisme pengganggu tanaman kopi dilakukan dengan mempergunakan sistem pengedalian terpadu dengan mengutamakan pengendalian secara hayati. Jamur Beauveria bassiana dapat dipergunakan untuk mengendalikan hama bubuk buah kopi, Trichoderma sp. untuk pengendalian jamur akar kopi. Selain itu ekstrak daun mimba (Azadirachta indica) dapat dimanfaatkan sebagai pestisida botani.

Penanganan pasca panen kopi organik memerlukan kecermatan agar sesuai dengan ketentuan standar mutu biji kopi. Dalam menghasilkan kopi organik yang lebih penting untuk di-perhatikan adalah adanya saling me-nguntungkan antara produsen/petani, pengolah (prosesor) dan pedagang (eksportir).

Dan menurut data dari Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), satu-satunya Provinsi yang telah meng-ekspor kopi organik adalah Aceh ( khususnya Dataran Tinggi Gayo ) . Premium yang diperoleh oleh kopi organik berkisar antara 50 - 70,5 persen, yang merupakan persentasi tertinggi dari seluruh penghasil kopi dunia. Hal ini tentu akan membuat kopi organik yang dihasilan petani Gayo akan semakin dikenal di dunia dan harganya di pasaran dunia akan tetap tinggi. Harapan kita fenomena ini juga akan berdampak kepada peningkatan kesejahteran petani kopi di Dataran Tinggi Gayo ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun