Mohon tunggu...
Masduki Duryat
Masduki Duryat Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya seorang praktisi pendidikan, berkepribadian menarik, terbuka dan berwawasan ke depan. Pendidikan menjadi concern saya, di samping tentang keagamaan dan politik kebijakan--khususnya di bidang pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Jarak Jauh; Efektifkah? (Mengeliminir Pendidikan yang Meyatimpiatukan Anak dan Memonsterkannya)

26 Agustus 2022   07:13 Diperbarui: 26 Agustus 2022   07:32 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan Jarak Jauh: Efektifkah?

(Mengeliminir Pendidikan yang Meyatimpiatukan Anak dan Memonsterkannya)

DR. H. Masduki Duryat, M. Pd.I*)

Covid-19 yang sudah berlangsung hampir satu tahun melanda dunia---tidak hanya Indonesia---dan penutupan sekolah terhitung sejak bulan Maret 2020 lalu atau bahkan mungkin akan lebih lama karena trend kasus Covid-19 bukan menurun, malah semakin naik. Memasuki 2022 juga tidak berarti kita merasa aman dari pandemi covid-19 ini, tetap waspada dan selalu memakai masker terutama ketika berada di kerumunan massa. Pada konteks pendidikan telah menciptakan problem baru dan berpotensi mendorong inovasi pendidikan dan pembelajaran. UNESCO menyatakan bahwa lebih dari 91% populasi siswa dunia telah dipengaruhi oleh penutupan sekolah karena kasus pandemi ini. Regulator, dalam hal ini Kemendikbud, telah mengeluarkan beberapa kebijakan terkait dengan pembelajaran di masa pandemi.

Belajar dari Covid-19; Pendidikan Mendewasakan 

Kita sekarang sedang berada dalam kehidupan yang penuh ancaman terbesar dalam pendidikan global atau krisis pendidikan global. Itu akibat dari Covid-19 meledak. Sebanyak 1,6 miliar anak harus keluar dari sekolah pindah ke rumah untuk aktivitas pendidikannya. Mereka harus menggunakan layanan pendidikan secara masif berbeda dari biasanya. Kejadian yang mendadak ini menuntut perubahan layanan pendidikan yang sangat cepat.

Kita sangat mengkhawatirkam akan timbulnya dampak yang tidak bisa dihindari. Setidak-tidaknya menurut Jaime Saavedra bahwa krisis yang dahsyat ini dapat berdampak pada (1) hilangnya aktivitas belajar, (2) meningkatnya angka DO, dan (3) Anak-anak tidak mendapat jamuan makanan sebagaimana yang selalu diperoleh dari sekolah. 

Dalam konteks pendidikan di Indonesia, perubahan layanan pendidikan yang masif terjadi akibat Covid-19 sangat mengganggu para siswa, orangtua dan guru. Mereka sangat dituntut untuk melakukan perubahan terhadap cara belajar, mengajar, dan membimbing dengan cepat dan tepat. Perubahan cara belajar dengan jarak jauh dan online learning sebagai substitusinya.

Padahal dari sisi hardware, belum semua sekolah dan siswa memiliki hardware yang memadai. Belum semua wilayah terjangkau dengan jaringan yang memadai. Belum semua guru terampil menggunakan teknik belajar jarak jauh. Belum semua orangtua mengetahui cara pemanfaatan fasilitas untuk belajar anaknya. Masih banyak persoalan yang terkait dengan implementasi belajar dari rumah. Semua pihak diharapkan ikut berpartisipasi mengawal belajar anaknya di tengah-tengah kesiapan yang telatif terbatas. Dalam kondisi seperti ini diharapkan anak-anak bisa belajar optimal.

Yang menarik bahwa persoalan belajar dari rumah sebagai konsekuensi implementasi Social Distancing dan Physical Distancing, bukanlah semuanya bertumpu pada pemberiaan tugas kepada anak-anak saja. Namun untuk efektifnya, sekolah perlu sekali menyiapkan tips atau pedoman untuk orangtua berkenaan dengan kewajiban dan cara-cara pendampingan orangtua bagi anak-anaknya. Baik untuk aktivitas akademik maupun non akademik, yang terdiri atas aspek emosional, sosial, dan moral. Terutama terkait dengan kecakapan hidup menghadapi Covid-19 dan sejenisnya.

Membuat siswa tetap sibuk dengan kegiatan sekolah. Memelihara suasana dan kondisi seperti ini penting sekali bagi siswa sekolah menengah. Dengan kesibukan yang terjaga dan terarah, berarti sekali untuk pencegahan terjadinya drop out. Kita belum bisa menjamin bahwa semua sekolah bisa efektif mengendalikan kegiatan anak di rumah.  Akibatnya, semua siswa tidak tuntas menguasai isi Kurikulum pada semester genap untuk semua jenjang dan semua kelas. Sebagian anak yang melanjutkan belajar semester depan ada yang berpotensi mengalami kesulitan akibat dari sejumlah materi yang mendasarinya tidak dikuasi. Untuk itu perlu diantisipasi dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun