Mohon tunggu...
Masdarudin Ahmad
Masdarudin Ahmad Mohon Tunggu... PNS -

"Merasa, Maka Menjadi"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Surat untuk Tuhan di Makam Syafi'iy di Mesir

10 Juli 2013   22:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:43 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bulan Ramadlan 10 tahun yang lalu, tepat jam 10 pagi waktu Mesir. Pada jam 10 inilah aktifitas kehidupan di negeri Firaun ini mulai bergeliat. Berbeda dengan di Indonesia, aktifitas kehidupan dimulai jam 07 pagi. Karena kebiasaan di tanah air, saya sudah bersiap-siap untuk beraktifitas pada jam 07 pagi. Tetapi dengan berat hati terpaksa juga menunggu jam 10 pagi, karena taksi yang dipesan belum juga tiba dan sebelum jam 10 pagi tempat yang akan dikunjungi juga belum dibuka untuk umum.

Tepat jam 10 pagi, saya melangkah meninggalkan pemondokan dengan agenda ziarah ke makam ilmuan muslim yang ada di Cairo. Negeri di tepian sungai Nil ini menjadi tempat berkumpulnya para ilmuan muslim sejak sangat lama. Negeri ini menjadi tempat para intelektual muslim menggali pengetahuan dan mengembangkan untuk generasi berikutnya. Mereka juga mengakhiri hidupnya di negeri yang penuh dengan suasana aman dan tenteram. Seperti ayat alQuran yang tertulis di pintu pelabuhan udara mesir:

ادخُلوا مِصرَ إِن شاءَ اللَّهُ ءامِنين

Makam yang pertama saya kunjungi adalah makam imam alSyafi'iy. Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Idris alSyafiiy, lahir di Palestina. Makamnya di alFustat, Cairo lama. Tidak terlalu jauh dari kota Cairo yang sekarang. Tetapi pada saat saya berziarah, Fustat sudah tidak lagi berwujud kota. Ia hanyalah daerah pedesaan yang sepi. Bahkan jalan menuju makam imam alSyafiie sangat sepi. Yang ada di kanan kiri jalan adalah para pengemis yang menadahkan tangan untuk mendapatkan uang -maaf- recehan. Kondisi mereka hmpir sama dengan suasana makam orang suci yang ada di tanah air. Tentunya saya sudah tidak heran lagi.

Setelah sampai di mesjid tempat imam alSyafiiy dimakamkan, saya turun dan berwudhu di tempat yang disediakan. Bagi orang baru seperti saya, makam syafiie berada di dalam masjid tersebut. Mungkin masjid yang diperluas atau mungkin juga bangunan makam dibuat menyatu dengan masjid. Seperti biasa, saya melaksanakan shalat sebagai penghormatan terhadap tempat suci, masjid. Barulah setelah itu saya secara khusus mendekat ke makam dan membacakan do'a diiringi dengan tahlil dan zikir seperti di tanah air.

Setelah selesai mendoakan, saya berjalan keliling sekitar makam dan juga mesjid. Saya ingin merasakan bagaimana suasana kebatinan pada saat imam mengajar murid-muridnya. Karena pengaruh pemikiran beliau dalam mengambil kesimpulan hukum islam bagi saya sangat luar biasa. Sampai sekarang, metodologi pengambilan hukumnya diikuti hampir seluruh masyarakat muslim di Asia Tenggara. Kitab metodologi pengambilan hukumnya, alRisalah dan kitab pemikiran hukumnya, alUmm masih menjadi kekayaan intelektual yang "wajib" dipelajari dan dijadikan pegangan oleh semua ulama di Nusantara.

Berulangkali saya membaca alFatihah dan saya hadiahkan kepada beliau. Di dalam hati tersirat keinginan kuat untuk mengikuti langkah beliau yang moderat dalam bersikap dan mengambil keputusan serta berani berubah. Keberanian beliau merubah pendapat sendiri, menurut saya sampai sekarang tidak ada duanya. Terkenal sampai sekarang dengan pendapat lama (qoul qodim) dan pendapat baru (qoul jadid). Qoul qodim adalah pemikiran hukumnya ketika tinggal di Bagdad dan qoul jadid adalah pendapat hukumnya ketika tinggal di Mesir. Pendapat hukum itu dirubahnya sendiri dalam masalah hukum yang sama.

Perubahan produk pemikiran hukum imam tidak sedikitpun menimbulkan keraguan para murid dan pengikutnya. Begitu juga pihak lain tidak pernah menilai negatif terhadap beliau. Begitu hebat dan besarnya imam mazhab yang pernah menjadi murid imam Malik dan muridnya murid Abu Hanifah, alSyaibani Sikap penghormatan dari murid, pengikut dan juga orang lain pastilah disebabkan akhlak beliau yang sangat luhur, disamping kemammpuan intelektualnya yang tidak diragukan oleh siapapun.

Seketika saya terpandang sesuatu kejadian yang aneh di makam. Doa yang tersirat dibarengi dengan lamunan tentang alSyafiiy buyar dan menghilang. Di makam tersebut ada beberapa orang yang sembahyang menghadap makam, tidak ke arah kiblat. Saya saksikan dengan seksama. Ya, gerakannya adalah gerakan shalat. Tetapi saya tidak menanyakan, hanya sedikit heran. "mungkin mereka berdo'a secara konfrehensif untuk imam yang dicintai", kata hati kecilku. Maksudnya hati, lidah dan anggota tubuhnya ikut mendoakan imam secara utuh. Gerakan shalat hanyalah bentuknya.

Setelah selesai berdoa untuk imam, ada hal lain yang lebih mengejutkan, yaitu memasukkan surat ke dalam celah-celah batu yang ada di makam imam. Maka saya menunda untuk pergi ke makam lain, menunggu peziarah yang meletakkan surat tersebut pulang dan saya ingin melihat apa isi surat itu. Saya memandang dinding untuk menghindari agar tidak kepergok mata yang saya sedang melihat apa yang sedang mereka lakukan. Setelah meletakkan surat tersebut, peziarah itupun langsung pulang.

Saya langsung menuju tempat surat, kemudian membukanya. Ternyata di dalamnya ada uang pound mesir dan surat yang ditujukan kepada Allah swt.. Mereka minta pertolongan kepada Allah agar dimudahkan segala kesulitan yang dihadapi, begitulah kira-kira isi surat tersebut. Seketika itu juga saya bertanya dengan teman dan penjaga makam. Mereka menjawab, bahwa masih sering kejadian seperti demikian di makam ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun