Mohon tunggu...
Masdarudin Ahmad
Masdarudin Ahmad Mohon Tunggu... PNS -

"Merasa, Maka Menjadi"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Islam ke-1 (dari Nusantara untuk Dunia)

31 Mei 2015   11:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:26 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Islam adalah agama langit yang diturunkan untuk seluruh umat manusia melalui seorang utusan (nabi). Seperti juga agama lain, inti dari agama islam adalah sistem nilai kepercayaan (rukun iman) yang diaktualisasikan dalam sistem simbol peribadatan (rukun islam) untuk tujuan menciptakan tatanan kehidupan dunia yang baik (ikhsan).

Seluruh ajaran islam -baik sistem nilai (keimanan), maupun sistem simbol (peribadatan)-, bersumber dari langit. Tugas nabi hanya menyampaikan dengan cara mengajarkan sistem nilai dan memberikan contoh sistem simbol. Bahkan untuk terciptanya tatanan kehidupan dunia yang baik (ikhsan), Tuhan juga telah memberikan pedoman berupa nilai-nilai universal melalui kitab suci yang diwahyukan, dan kemudian diaktualisasikan oleh nabi Muhammad lewat keteladanan.

Pada tataran praktis -karena diajarkan dan diteladankan-, sistem nilai (kepercayaan) dan simbol (peribadatan) menggunakan budaya manusia, yakni budaya Arab. Kitab suci yang menjadi sumber utama ajaran, dibaca dan ditulis dengan bahasa orang Arab. Pakaian untuk sembahyang, juga menggunakan model yang dipakai oleh orang Arab. Dst...

Bahasa dan pakaian, seperti contoh di atas, adalah simbol budaya yang diciptakan oleh masyarakat. Mengambil bentuk dalam simbol budaya adalah satu kemestian, karena seperangkat sistem nilai yang diwahyukan memerlukan ruang budaya untuk dipraktekkan. Begitupun dipilihnya nabi Muhammad saw sebagai penyampai, tidak terlepas dari keberadaannya yang hidup dan bergaul di ruang budaya Arab.

Budaya Arab oleh nabi Muhammad saw dijadikan media utama mengkomuniksikan pesan Tuhan (ajaran agama). Itulah cara terbaik agar ajaran agama mudah dipahami masyarakat. Penyampai dan penerima pesan mesti memiliki budaya yang sama. Ya, sistem bahasa, sistem kekeluargaan dan kekerabatan, sistem mata pencarian hidup, bahkan sistem berfikir nabi Muhamammad boleh dikatakan sama dengan masyarakat penerima, yakni Arab.

Di samping faktor budaya, dipilihnya nabi Muhammad saw karena memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan anggota masyarakat yang lain. Sejarah mencatat bahwa,  beliau adalah warga Mekah yang dapat dipercaya, berintegritas.

Dan, terpilihnya Muhammad saw sebagai utusan, tidak terlepas pula dari campur tangan Tuhan. Bahkan umat islam mempercayai yang lebih dari itu, yaitu beliau telah dipilih Tuhan sebelum dunia ini diciptakan.

Dengan demikian, Muhammad saw sebagai penyampai dan masyarakat Mekah sebagai penerima, adalah satu paket yang tidak terpisahkan.

Adapun agama islam berbeda, karena agama wahyu ini bukan budaya. Tidak salah jika dikatakan bahwa, Tuhan meminjam budaya Arab (nabi Muhammad dan masyarakatnya) untuk "mendaratkan" islam.

===============

Hubungan antara islam (agama) dan Arab (budaya) sangat dekat. Masyarakat Arab, sebagai pemilik budaya yang dipinjam islam, tidak lagi mampu membedakan antara agama dan budaya. Agama langit yang sakral, sampai batas hampir mutlak dianggap budaya yang profan oleh masyarakat Arab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun