Mohon tunggu...
daryo susmanto
daryo susmanto Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

jangan berhenti belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menyoal PAS Berbasis Gawai

7 Desember 2019   03:51 Diperbarui: 8 Desember 2019   04:46 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wahyu Pratama dan Muhammad Ferrel, dua siswa dengan pendapat yang berbeda terhadap pelaksanaan PAS berbasis gawai. Dokumentasi penulis.

Penilaian Akhir Semester (PAS) di beberapa sekolah telah usai, termasuk di SMP Negeri 1 Cirebon. Seperti diberitakan sebelumnya bahwa PAS di SMP Negeri 1 Cirebon yang dilaksanakan dari tanggal 2-6 Desember 2019 ini berbasis gawai. 

Para peserta didik atau siswa dalam mengerjakan soal-soal PAS menggunakan gawai atau handphone secara online. 

Bagaiamana pandangan para peserta didik terkait dengan PAS berbasis online ini? Beberapa peserta PAS sempet dimintai pendapat tentang pelaksanaan PAS berbasis gawai. 

Ada yang berpendapat PAS berbasis gawai lebih enak karena lebih mudah, tinggal pencet. Hal ini seperti disampaikan oleh salah satu siswa kelas VII, Muhammad Ferrel Fazza.

"Enak pakai hape (gawai) karena tinggal pencet tidak kelamaan, tetapi kadang malah salah pencet keluar." Ungkapnya sesaat setelah mengikuti PAS berbasis gawai.

Hal senada juga disampaikan oleh Muhammad Revan siswa kelas IX. Ia mengatakan bahwa merasa enak saja PAS berbasis gawai, enjoy, tidak perlu menulis, lebih efisien, dan kejujurannya lebih terjaga, tetapi kelemahannya saat ngehank kadang bikin panik.

Sementara hal berbeda disampaikan oleh Dinda kelas IX. Ia mengatakan enakan memakai kertas karena kuotanya cepat habis. Memang kecil kuotanya dibandingkan dengan main game atau media sosial, lanjutnya. 

Ibra siswa kelas IX juga mengatakan bahwa ia lebih suka memakai kertas karena tidak pusing matanya dibandingkan dengan gawai. Belum ditambah kekhawatiran hapenya error. 

Wahyu Pratama siswa kelas IX melengkapi dengan pernyataan bahwa menggunakan gawai tidak enak karena tidak bisa mencontek, soal-soalnya diacak lagi, dan tidak bisa brosing.

Menurut Ade Cahyaningsih, M.Pd. salah satu guru IPA sekaligus Pembina OSIS SMP Negeri 1 Cirebon, pelaksanaan PAS berbasis gawai ini sangat membantu guru, terutama hasil PAS sangat cepat diketahui oleh guru tanpa harus berlama-lama mengoreksi. 

Lalu, bagi anak-anak juga sangat membantu, mereka tidak perlu berlama-lama menghitamkan jawaban pada lembar jawab komputer. 

Namun, di sisi lain saat usai PAS peserta didik lebih banyak bermain game atau media sosial sehingga anak-anak enggan membuka buku lagi untuk belajar mata pelajaran berikutnya.

Adapun menurut Dewi Ayu Irawati, S.Pd. salah satu guru Bahasa Inggris, PAS berbasis gawai ini lebih memudahkan terutama saat menjadi pengawas ruangan. 

Pengawas ruangan tidak perlu lagi membagikan atau mengumpulkan kembali lembar jawab dan lembar soal. Pengawas ruangan cukup menuliskan link soal dan token di papan tulis. Jadi, kerjanya lebih cepat dan efisien.

Kejujuran lebih terjaga. Dokumen penulis.
Kejujuran lebih terjaga. Dokumen penulis.
Lilik Agus Darmawan, S.Pd. MM selaku kepala sekolah mengatakan bahwa karena PAS bebasis gawai ini merupakan program pertama di SMP Negeri 1 Cirebon, tentunya masih ada beberapa kendala dalam pelaksanaannya. 

Namun, kendala-kendala yang sifatnya teknis masih bisa segera diatasi. Misalnya, ada beberapa anak yang kesulitan untuk masuk ke soal, tetapi dapat segera diselesaikan dengan bantuan pengawas ruangan atau panitia PAS.

Pendapat peserta PAS terhadap PAS berbasis gawai. Dokumentasi panitia PAS.
Pendapat peserta PAS terhadap PAS berbasis gawai. Dokumentasi panitia PAS.

Selain itu, sebagai bentuk evaluasi terhadap program ini, panitia melalui angket secara online juga melakukan survey sederhana untuk menggali respon peserta didik dalam pelaksanaan PAS berbasis gawai ini. Ada beberapa pertanyaan yang disampaikan oleh panitia kepada peserta PAS. Berikut hasilnya.

Terdapat 78,6% yang menyatakan bahwa ulangan berbasis gawai lebih baik daripada ulangan dengan lembar jawab komputer (LJK). Sisanya 21,4% menyatakan sebaliknya.

Sumber data Panitia PAS. Diolah oleh Wawan Ruswanto, S.Pd.I
Sumber data Panitia PAS. Diolah oleh Wawan Ruswanto, S.Pd.I

Terhadap kendala yang terjadi selama pelaksanaan PAS berbasis gawai, terdapat 89,4% menyatakan kendala yang dialami bisa diatasi. Sedangkan, 10,6% menyatakan tidak bisa diatasi. Namun, dengan kesigapan panitia semua peserta bisa melaluinya secara baik.

Sumber data Panitia PAS. Diolah oleh Wawan Ruswanto, S.Pd.I
Sumber data Panitia PAS. Diolah oleh Wawan Ruswanto, S.Pd.I
Adapun saat ditanya tentang pelaksanaan Penilaian Akhir Tahun (PAT) yang dilaksanakan pada semester 2 kelak, 81,2% menyetujui dilaksanakan dengan gawai lagi. Sisanya menyatakan tidak setuju.

Sumber data Panitia PAS. Diolah oleh Wawan Ruswanto, S.Pd.I
Sumber data Panitia PAS. Diolah oleh Wawan Ruswanto, S.Pd.I

Panitia juga sedang menyiapkan angket buat guru sebagai bahan evaluasi terhadap pelaksanaan PAS berbasis gawai. Hal ini disampaikan oleh Veni, S.Pd. selaku Koordinator Panitia PAS. 

"Insya Allah akan ada angket untuk guru biar lebih terarah yang sedang dipersiapkan oleh Pak Wawan Ruswanto (panitia)," komentarnya.

Dr. Irawan Wahyono selaku Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon sangat mengapresiasi langkah ini. Beliau akan mengimbau sekolah-sekolah lainnya untuk menerapkan sistem penilaian berbasis gawai ini. 

Tentunya disesuaikan dengan kemampuan sekolahnya masing-masing. Jangan sampai hal ini menjadi beban bagi sekolah dan terutama bagi anak-anak, tegasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun