Kita terbenam pada senja yang terluka.
Bisu sebab masing-masing lidah kita terasa kelu.
Kau dan aku saling mencuat asa.
Ingin rasanya mengulang percakapan lucu itu.
Namun kata terjebak di kerongkongan,
berontak dan tidak beraturan.
Hati retak, lalu pecah berserakan.
Aku tidak bisa terus-menerus membersihkan.
Hujan enggan seketika reda,
di luar angin masih kencang menerpa.
Di rumah ada kue pengisi perut kosongmu,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!