Zahra kembali menulis cerita-cerita menariknya dengan segudang ide yang menguasai dirinya.Â
Setelah cerita pendek nya terbit di media koran ternama di kotanyaPagi menjadi waktu untuk menulis karena waktu pagi merupakan waktu yang sangat bagus di mana otak belum tercampur dengan pikiran yang lain. Kata demi kata tersusun rapi dengan beranekaragam alur cerita yang menjadi desain cerita menarik.
"Assalamualaikum," sapaku melalui akun WhatsApp. Zahra pun belum juga membaca pesanku. Walaupun WhatsApp nya menandakan sedang online. Akupun mengerti mungkin lagi membaca atau sedang menulis. Selang beberapa menit sapaku menandakan telah dibaca.
"Waalaikum salam, maaf mas baru dijawab soalnya lagi menulis cerita pendek," jawabannya.
"Tidak apa-apa, bagus lanjutkan tulisannya."
"Sudah selesai kok, ceritanya kayaknya keren deh mas soalnya tokohnya kamu lho."
"Bagus dong, kok aku tokohnya emang menceritakan tentang apa?"
"Rahasia, biar kamu penasaran. Aku suka banget jika kamu penasaran."
"Hehehehe, mau membuat aku terkejut gitu, tahunya nanti di media koran saja."
"Yang pastinya, mas. Biar kamu terkejut dan namamu menjadi sejarah sebelum ditulis sendiri biar aku yang menulis namamu saja."
"Oke, lanjutkan. Aku masih mau berangkat ke kampus soalnya sekarang aku punya jadwal wawancara terkait karir dengan dosen."
"Wah mantap mas. Semoga sukses ya."