Mohon tunggu...
Moh Khozah
Moh Khozah Mohon Tunggu... Penulis - Dai Bilqolam

Alumni Mahasiswa BKPI IAIN Madura

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bidikmisi Penyelamat Calon Pengangguran

18 April 2019   09:58 Diperbarui: 18 April 2019   10:02 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto bersama peraih juara lomba LKTI Fradiksi IAIN Madura (dokpri)

Banyak generasi muda tidak bisa melanjutkan peendidikan ke perguruan tinggi disebabkan tidak punya uang sebagai biaya selama proses kuliah. 

Namun, ada yang tekad melanjutkan pendidikan sampai ke perguruan tinggi meski dirinya krisis dalam finansial. Ternyata, kemiskinan bukan alasan tidak bisa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi pasalnya di beberapa perguruan tinggi telah menyediakan program bidikmisi untuk mahasiswa yang kurang mampu dalam finansial. 

Di sinilah bidikmisi menyelamatkan para generasi muda yang hampir terjerumus pada lembaga pengangguran dalam pendidikan.

Saya ucapkan banyak terima kasih kepada Bidikmisi yang telah memberi kesempatan belajar di perguruan tinggi melalui finansial yang telah diberikan. 

Mungkin tanpa Bidikmisi ini saya sudah meninggalkan perguruan tinngi yang pernah aku singgahi. Mengingat kisah awal masuk perguruan tinggi di mana pada waktu itu saya sedang melaksanakan tugas pengabdian pesatren yang memang merupakan kewajiban. Pengabdian pesantren hampir satu tahun genap terlintaslah setelah ini mau ke mana. 

Kebingungan terus menyudutkanku untuk memilih kemana akan melangkah selanjutnya. Pilihan satu-satunya adalah melanjutkan ke perguruan tinggi, namun di sini masih sempat terfikir kalau melanjutkan mau pakai apa? Sedangkan kedua orang tua sampai saat ini tidak bisa melunasi hutang atas biaya mondok di pesantren selama sembilan tahun. 

Lanjut kemudian saya terus berupaya bagaimana bisa menyelesaikan masalah ini. Selama beberapa hari berfikir panjang sambil lalu sharing bersama teman-teman yang sedang kuliah melalui media sosial akhirnya keputusan kuliah semakin melekat dalam jiwaku.

Tekad kuliah sudah ada di posisi pertama, dengan tekad ini saya melakukan pendaftaran sebagai calon mehasiswa jalur UMPTKIN dengan biaya administrasi menghutang kepada bendahara pesantren. 

Setelah itu mengikuti segala persyaratan dan mengikuti tes seleksi dan akhirnya dinyatakan lulus. Kelulusan seleksi membuat bahagia dicampur dengan rasa khawatir mau pakai apa kuliah berikutnya.

Setelah memenuhi pemberkasan termasuk pemberkasan UKT ternyata mendapatkan UKT ke tiga dengan biaya satu juta setiap semester. Antara berlajut dan tidak, menyerang kembali. Akhirnya kedua orang tua menjual seperempat seekor sapi milik tetangga dekat yang memang sapi tersebut dikembala oleh kedua orang tua dan syarat membayar UKT terlunasi.

UKT lunas, masih ada yang menjadi kendala yaitu transportasi pergi ke kampus di mana saat itu harus pulang pergi dikarenakan masih menjadi duta santri pengabdian di pesantren. Kendala ini mendapat solusi dari tetangga yang rela meminjamkan sepeda motornya untuk dipakai selama proses kuliah, padahal sepeda motor ini merupakan satu-satunya.

Singkat cerita, kuliah berlangsung dengan aneka ragam kebutuhan mulai dari pembelian buku, sumbangan kelas dan biaya transportasi serta uang makan menjadi perhatian bagiku. Meski aku sambil mengajar namun honor yang didapatkan tidak bisa dijadikan ukuran biaya kuliah yang cukup. Pada tengah semester informasi pendaftaran bidikmisi angkatan 2017 menyebarluas ke grup-grup media whatsapp. Meski demikian bukan langsung mendaftarakan diri. Mungkin ini memang rejeki untuk mendapatkan bidikmisi. Pada selang berapa hari penutupan pendaftaran  melakukan pendaftaran lantaran diajak oleh teman kelas prodi Bimbingan Konseling Pendidikan Islam yang sama-sama masuk pada katagori krisis finansial.


2017 sejarahku lulus menjadi mahasiswa bidikmisi STAIN Pamekasan sebelum berubah menjadi IAIN Madura. Rasa senang dan bahagia menaungi jiwa, kini sudah tidak ada kata mau berhenti kuliah atau tidak. Akan tetapi menjadi dasar inspiratif bagi tetangga dekat dan family yang sebelumnya menyudutkanku bahwa jika kuliah maka hanya menghilangkan finansial yang besar bahkan ladang sawah menjadi ancaman. Sejak itu tetangga dekat dan family banyak yang bertanya-tanya tentang pendidikanku dan berencana akan melanjutkan ke perguruan tinggi.
Tidak hanya itu keberhasilan mendapat biaya gartis kuliah dan biaya hidup yang lumayan besar menjadikan diriku untuk terus bangkit. Apalagi ketika dinobatkan sebagai mahasiswa terbaik pada acara training new members of bidikmisi pada tahun 2017 membawaku semakin terus bangkit karena setiap proses tidak menghianati hasil.

Sebagai mahasiswa bidikmisi tentunya dituntut untuk menjadi generasi emas Indonesia, kata-kata ini menjadi pegangan hidupku sehari-hari dalam menjadi diri sendiri yang lebih baik, berkreasi, berinovasi dan berprestasi. Berkreasi melalui tulisan dan teknologi melalui media sosial. 

Berinovasi melalaui public speaking terhadap para generasi emas Indonesia dan terbukti 8 mahasiswi baru IAIN Madura yang tergabung dalam program menulis di Pondok Mahasiswi Al-husna menjadi seorang penulis karya fiksi katagori puisi pada tahun 2018 menjelang tahun 2019. 

Tidak hanya itu bertopeng mahasiswa bidikmisi beridiri tegak memberi gambaran kepada siswa-siswi Mi Mts Ma Mambaul Ulum Batu Gungsing dalam acara Kajian Umum Ikatan Mahasiswa Batu Gungsing menghasilkan beberapa siswa-siswi kelas akhir siap melanjutkan ke perguruan tinggi.

Saya ucapkan banyak terima kasih kepada Bidikmisi yang telah menyelamatkanku dari pengangguran. Bidikmisi telah berhasil mengangkat seseorang dari desa di bawah naungan keluarga kurang mampu yang jauh dari keramaian orang. Salam mahasiswa bidikmisi...

Artikel ini pernah diikutsertakan lomba cerita inspiratif di Fradiksi IAIN Madura sebagai juara harapan 1 setelah melalui presentasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun