Mohon tunggu...
Ahmad Ashim Muttaqin
Ahmad Ashim Muttaqin Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Alumni Madrasah Mu'allimin dan penikmat kegaduhan negri.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ormas sebagai Ummatan Wasathan

1 Agustus 2019   10:53 Diperbarui: 5 Agustus 2020   14:25 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.hidayatullah.com/

Kuntowijoyo meng-analogikan ayat ini dengan pertanyaan individu atau negara?. Maka jawaban ala ummatan wasathon adalah berada di antara keduanya. 

Secara sederhana, ummatan wasathon bisa diartikan sebagai sintesa yang melihat pertentangan ini dari segala perspektif, sehingga muncul "jalan tengah" yang terbaik. Akan menjadi salah apabila memaknai ummatan wasathon ini sebagai pernyataan "bukan individu bukan pula negara".(Kuntowijoyo: 1997, 4)

Ummatan wasathon ini seharusnya tidak berhenti dalam lingkup konsep dan gagasan, tetapi juga terealisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Fakta sejarah mengungkapkan bahwa implementasi konsep ini, berhasil membuat kehidupan menjadi lebih tenang dan berarti. 

Seperti yang dilakukan oleh ICMI yang mempertemukan dikotomi-dikotomi dalam sejarah Indonesia, juga duet BJ Habibie-Adi Sasono yang digambarkan sebagai pertemuan antara negara dan rakyat, atau arus atas dengan arus atas.

Nah sikap seperti inilah yang seharusnya bisa ditunjukkan oleh ormas-ormas di Indonesia. Dengan mengesampingkan syahwat politik, mereka seharusnya bisa mendayung di antara dua pulau. 

Ketegasan politik netral yang jelas dan lugas, dengan tidak memihak salah satu kubu, akan membuat mereka bisa melihat secara objektif, tidak terpengaruh pikiran pemerintah maupun oposisi.

Ormas sebagai "penyambung lidah rakyat" diharapkan benar-benar bisa mampu menangkap gejala-gejala politik dengan perspektif rakyat. 

Kondisi perpolitikan saat ini tidak lagi menunjukkan representatif kebutuhan rakyat, baik oposisi maupun pemerintah. Masing-masing kubu saling mengklaim bahwa dirinyalah yang pro rakyat.

Tentu akan sangat bijak apabila melihat persoalan ini dengan ummatan wasathon, ketidak terikatan dan keseimbangan membuat mereka mengetahui mana kemungkinan yang terburuk, dan mana pilihan yang terbaik. 

Ruang gerak yang luas dan tak terbatas memungkinkan ormas menerima informasi yang sebanyak-banyaknya dan secara bebas melakukan proses seleksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun