Mohon tunggu...
Andi Eka Prima
Andi Eka Prima Mohon Tunggu... Guru - Blog Pribadi

Andi Eka Prima, S.Pd.M.Pd Lahir di Kab.Banyuwangi 27 April 1988. Dari pasangan Bpk Hadi Suwoto dan Ibu Jumaiyah Ismiyati. Pendidikan pertama di tempuh di TK Khotidjah 14 lulus pada tahun 1995 lalu kemudian MI Miftahul Huda lulus tahun 2000, MTs Miftahul Huda lulus 2003. Kemudian Melanjutkan ke Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember lulus 2006, sempat mempuh kuliah di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Negeri jember tahun 2006 - 2012 Dan mendapat gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). kemudian di tahun 2014 melanjutkan program studi Magister S2 di Universitas Islam Malang lulus tahun 2017 dan memperoleh gelar Magister Ilmu Pendidikan Bahasa Inggris. karya ilmiah yang sempat di tulis yaitu Improving students' Speaking using Brocure (journal skripsi), Teaching Speaking using Visual Narrative (thesis Journal), Minat Belajar Bahasa Inggris Masyarakat dan Pertumbuhan Pariwisata (Radar Banyuwangi), serta Students' Needs Learning English as Second Language for Engineering Program Vocational High School research ).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bahasa dan Budaya Lingkungan Masyarakat Wuluhan Jember

7 Maret 2022   11:38 Diperbarui: 13 Maret 2022   22:10 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh:

Andi Eka Prima,S.Pd.M.Pd

 

Mendengar kata "Bahasa dan Budaya" memang sangat penting untuk di bahas karena memang budaya memberi pengertian bahwa apa yang dikerjakan manusia memiliki makna dalam keberlangsungan hidup untuk menumbuh kembangkan suatu nilai, yaitu nilai pengetahuan (Value of Knowledge). 

Dengan adanya nilai pengetahuan ini masyarakat bisa kemudian mempunyai tindakan yang mencangkup pada aspek dalam kehidupan bermasyarakat. Di antara nilai akhlaq manusia itu sendiri termasuk cara bertutur kata maupun tingkah laku terhadap orang tua, masyarakat serta saling menghargai sesama lingkungan sekitarnya, dengan demikian kita akan faham bagaimana seharusnya menjadi manusia seutuhnya. 

Cara agar bisa hidup berdampingan dengan sesama maka kita harus mengenal yang namanya hubungan akhlaq, baik antara manusia dengan tuhanya, akhlaq manusia dengan alam, dan  akhlaq manusia dengan manusia. Ini menandakan bahwa manusia mampu merasakan ia sebagai makhluk yang lemah saling memerlukan satu sama lain, kemudian kita perlu mengenal tentang akhlaq kepada alam, ini justru diharuskan untuk mengingat bahwa manusia saling memerlukan satu sama lain tidak hanya sesama manusia tapi juga sama makhluk lainya. 

Lalu apa hubunganya antara budaya dengan masyarakat? hal ini selalu berkaitan erat terhadap tingkah laku manusia dalam berinteraksi. Geertz (dalam soubur, 2006: 178) mengatakan bahwa "kebudayaan adalah suatu pola dari makna yang tertuang dalam simbol yang diwariskan melalui sejarah". 

Nah Budaya itu sendiri terbagi menjadi tiga, Pertama: Budaya dalam berpakaian atau berkostum, yakni membahas tentang tata cara berpakaian itu sendiri karena hal ini lebih mencerminkan pada nilai - nilai kesopanan dalam arti moral individu itu sendiri, bahkan kalau dilihat dari segi aspek penampilan memiliki makna sosial dan penerapanya yang berbeda. Tergantung pada keadaan dan dimana pakaian tersebut dikenakan.

 Kedua: Budaya dalam berbahasa, bahasa dan budaya adalah dua bentuk hasil pemikiran manusia, bahasa merupakan wadah dan refleksi kebudayaan masayarakat dalam berinteraksi satu sama lain. Koentjoroningrat dalam Chaer (1995:217) menyatakan "budaya itu hanya dimiliki oleh manusia dan tumbuh dalam perkembangan masyarakatnya". Oleh karena itulah masayarakat sangat penting dalam menciptakan kultur budaya yaitu bahasa sebagai alat komunikasi yang telah diwariskan oleh nenek moyang sebagai nilai luhur yang wajib kita jaga. 

Ketiga: Budaya dalam berinteraksi, dilihat dari segi filosofisnya budaya merupakan rangkaian kegiatan atau rutinitas dari masyarakat yang kemudian dilakukan secara berulang ulang sehingga terbentuklah suatu kebiasaan yang kemudian menjadi sebuah kebiasaan. Kebiasaan inilah berawal dari lingkungan yang sangat mendukung seperti halnya masa kecil kita dulu, orang tua kita selalu mengajarkan (toto kromo, tepo seliro, tutur kata yang baik dalam bahasa jawa (Boso). 

Kata Boso itu disimbolkan sebagai bentuk bagaimana cara kita mendidik anak anaknya  dalam berbicara seperti anak dengan orang tua, atau orang lain, bahkan tetangga misalnya, anak berbicara pada bapak ketika bertanya "Bade tindak pundi pak?" / "Ibu nopo sampun dahar ?" dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun