Mohon tunggu...
Agung Santoso
Agung Santoso Mohon Tunggu... Sejarawan - Peneliti isu - isu kemanusiaan.

Tertarik dengan isu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan / Sustainable Development Goals (TPB/SDGs)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Java Coffee, Emas Hitam yang Mengguncang Eropa

24 Mei 2023   21:32 Diperbarui: 24 Mei 2023   21:47 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : www.pinterest.co.uk, elensham.com

Awali pagi dengan secangkir kopi. Kalimat ini seolah menjadi pedoman hidup sebagian besar orang di dunia. Minum kopi bukan lagi sekadar konsumsi namun telah bergeser menjadi sebuah gaya hidup. Merujuk data International Coffee Organization (2022), konsumsi kopi global mencapai 166,35 juta kantong berukuran 60 kilogram pada tahun 2021. 

Sementara itu, Indonesia berada di urutan kelima dengan jumlah konsumsi kopi sebanyak 5 juta kantong, sedangkan di urutan pertama dengan konsumsi kopi sebanyak 40,25 juta kantong adalah Uni Eropa, diikuti oleh Amerika Serikat dengan 26,3 juta kantong, Brasil dengan 22,4 juta kantong, dan Jepang dengan 7,4 juta kantong.

Namun, di balik rasanya yang memikat, "Emas Hitam" dari Jawa ini menyimpan kisah perjalanan yang panjang dan kompleks. Pulau Jawa menjadi tempat kelahiran kopi legendaris, benih kopi Arabika yang dibawa oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1696 kemudian ditanam di daerah Kedawung, sebuah perkebunan dekat Batavia (Khairunnisa, 2020). 

Peristiwa ini kemudian memulai perselingkuhan antara penguasa lokal dengan pemerintah Hindia Belanda untuk memperbudak kaum pribumi. Dimulai dengan Priangan Stelsel, kemudian merambah ke Cultuur Stelsel yang membuat Java Coffee menjadi minuman favorit di Eropa sekaligus menyebabkan penderitaan bagi penduduk pribumi Hindia Belanda.

Seperti dua sisi mata uang, Java Coffee meningkatkan popularitas Hindia Belanda di Eropa melalui kelezatannya. Namun, di sisi lain, rendahnya upah kerja dan kondisi kerja yang buruk mengeksploitasi, memeras, memiskinkan, dan memperbudak petani pribumi, menyebabkan jutaan korban.

elensham.com
elensham.com

Keterkaitan antara kopi dan masyarakat begitu dalam, sehingga muncul tradisi minum kopi yang kuat, baik di kedai kopi modern maupun di warung kopi tradisional. 

Mengutip Remarkable Indonesian Coffee (2018), setidaknya ada enam cara dalam budaya penyajian kopi, antara lain Kopi Tubruk, kopi seduh paling populer di Indonesia, dijelaskan dengan resep sederhana dan cara penyeduhan. 

Selain itu, juga diperkenalkan Kopi Tarik, Kopi Jahe, Kopi Joss, Kopi Bumbu, dan Kopi Sereh, yang merupakan variasi kopi dengan campuran bumbu atau rempah-rempah yang memberikan cita rasa yang unik.

Java Coffee alias "Emas Hitam" yang berhasil mengguncang Eropa, mengisahkan lebih dari sekadar minuman nikmat. Ia membawa kita dalam perjalanan melintasi ruang dan waktu, mulai dari biji kopi dari tanah Ethiopia, Jazirah Arabia, India, Jawa, hingga Aroma yang nikmat di atas meja. Mari kita jaga dan lestarikan warisan budaya kopi Jawa, mengadopsi istilah "a cup of java" dari orang Eropa yang mengandung rentetan panjang budaya kopi Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun