Mohon tunggu...
Masad Masrur
Masad Masrur Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Pasca Sarjana USAHID JAKARTA

Pernah kuliah di Fakultas Teknik, tetapi beraktifitas di Organisasi Ekstrakampus dan Wartawan Kampus. Kini barusaja menyelesaikan S-2 Ilmu Politik di FISIP Universitas Indonesia. Kini belajar lagi Ilmu Komunikasi di USAHID JAkarta. Kompasiana diperlukan untuk melepaskan beban pikiran, karena hanya dengan menulis beban itu akan berkurang.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Maroko

14 Januari 2020   14:54 Diperbarui: 14 Januari 2020   17:49 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masjid ini merupakan tempat termodern yang wajib dikunjungi jika ke Maroko, sebab bangunan lain yang akan kita dapati selanjutnya adalah bangunan-bangunan tua khas Timur Tengah, yang mungkin persis sebagaimana digambarkan di Film Aladdin, seperti di Old Medina. Old Medina merupakan area kota tua Casablanca. 

Di sinilah pusat kota Casablanca pada zaman dahulu sebelum diduduki oleh kolonial Prancis. Old Medina terletak di sebelah utara Place des Nation Unies, pusat kota Casablanca. Karena merupakan kota tua, area ini dikeilingi oleh tembok. 

Desain kota tua dengan tembok benteng, gerbang tua, dan masjid-masjid tua yang hampir semua berwarna coklat adalah pemandangan sepanjang berkeliling kota. 

Pemandangan baru berubah menjadi gurun dan rumput kering yang didiami puluhan kambing yang tetap gemuk, ketika perjalanan meninggalkan Casablanca menuju kota-kota lainnya seperti ke Rabat, Marakech dan Tangier. 

Di Marakech kita dapati Masjid Tua Koutoubia yang bersebelahan dengan Lapangan Djemaa El-Fna. Masjid Koutoubia memiliki menara setinggi 77 meter dan dapat dilihat dari hampir di seluruh kota dan merupakan salah satu motif paling banyak difoto di Marrakech. 

Masjid Koutoubia dibangun pada pertengahan abad ke-12 di atas pondasi istana Almoravid Ksar el-Hajar. Tak lama setelah masjid selesai, sebuah kesalahan besar menjadi jelas: masjid tersebut tidak sejajar dengan Makkah. 

Sementara di Lapangan Djemaa El-Fna, aktifitas masyarakat Maroko dan para turis tertumpah disini. Lapangan ini menyediakan apa saja, mulai dari musik, jajanan, ratusan penjaja makanan kaki lima, kios jus jeruk segar, dan pedagang bahan makanan warna warni lainnya selalu meramaikan pasar. 

Gemuruh gendang musik khas afrika dari para seniman Maroko membuat suasana siang hingga malam menjadi begitu meriah. Di pasar inilah saya menemukan lampu Aladdin tanpa harus dikejar-kejar pengawal Kerajaan Agrabah dan penyihir kerajaan. 

Seperti lazimnya kota-kota tua di Maroko dan Timur tengah lainnya, bangunan-bangunan tua nan padat kita dapati di wilayah ini. Kota ini juga dikelilingi tembok tinggi, sekitar lima meter, dengan beberapa buah pintu masuk. Mampir di restoran yang menyediakan makanan khas Timur Tengah, kita akan dilayani layaknya raja dan permaisuri. Pelayan berseragam khas dan kita dipersilahkan menikmatinya sampai kenyang. 

Sebelum mencapai Lapangan Djemaa El-Fna, yang perlu juga dikunjungi adalah Istana Bahia. Istana Bahia dibangun dengan menggabungkan tradisi arsitektur Andalusia dan Moorish. Istana mantan Grand Vizier Si Moussa ini mencakup lebih dari 8000 m. 

Di dalamnya terdiri dari sekitar 160 kamar yang keseluruhannya dihiasi mosaik warna-warni dari bahan plesteran, lukisan, pahatan kayu yang diukir secara detail serta ubin keramik berwarna terang, dan ada halaman pengadilan ditengahnya. Tapi hanya 150 ruangan saja yang dibuka untuk umum. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun