Mohon tunggu...
Masad Masrur
Masad Masrur Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Pasca Sarjana USAHID JAKARTA

Pernah kuliah di Fakultas Teknik, tetapi beraktifitas di Organisasi Ekstrakampus dan Wartawan Kampus. Kini barusaja menyelesaikan S-2 Ilmu Politik di FISIP Universitas Indonesia. Kini belajar lagi Ilmu Komunikasi di USAHID JAkarta. Kompasiana diperlukan untuk melepaskan beban pikiran, karena hanya dengan menulis beban itu akan berkurang.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Maroko

14 Januari 2020   14:54 Diperbarui: 14 Januari 2020   17:49 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kerajaan Maroko (Al-Mamlakah-al-Maghribiyah) yang juga berarti Kerajaan Maghrib, merupakan negara yang memiliki garis pantai yang sangat panjang di Samudera Atlantik dan sebagian besar daratannya terdiri dari gurun dan pegunungan yang terjal. Seingat saya negeri ini, konon merupakan wilayah tempat tenggelamnya matahari yang posisinya memang berada di barat, sehingga disebut negeri "maghrib". Jika matahari terbit di masyrik, yang konon merupakan julukan Negara Iran, maka maghrib adalah tempat tenggelamnya matahari di barat, yaitu di Maroko ini. Ada apa di Maroko? 

Film yang baru saja ditayangkan oleh Disney di berbagai bioskop di dunia, adalah Aladdin yang dibintangi Mena Massoud dan Naomi Scott.  Aladdin menurut Disney Picture adalah pencuri dari Kota Agrabah yang miskin dan dijuluki "tikus jalanan" yang jatuh cinta pada putri Sultan. Dengan bantuan Jin (Genie), ia menyamar sebagai Pangeran Ali Ababwa. 

Dikejar-kejar pengawal Kerajaan Agrabah, ia melompat-lompat gesit di antara bangunan-bangunan di kota itu. Meskipun film ini banyak dikritik karena tidak melibatkan orang Timur Tengah yang merupakan latarbelakang kisah cerita Aladdin, namun saya merasakan betapa seru dan romantisnya Kota Agrabah, Kota yang banyak saya dapati di Negara Maroko. 

Kota terbesar memang Casablanca, mendarat di Bandara Mohammed V ini pula terlihat daratan gersang yang sesungguhnya. Hampir tidak ada pepohonan, dan hanya ada rumput kering menutupi sebagian besar gurun di Pegunungan Atlas. 

Meski terlihat gersang dan panas, begitu mendarat dan keluar pesawat, dugaan saya tentang panasnya negeri ini, ternyata keliru. Udara tetap sejuk dengan angin gurun yang mengalahkan cuaca terik dan panas. 

Masjid Hassan II yang selesai dibangun pada tahun 1993 adalah masjid terbesar kedua di dunia, seluas dua hektar dengan menara tertinggi di dunia (tinggi 200 meter). 

Dekorasi yang luar biasa rumit mencakup setiap sentimeter permukaan. Lokasi, tepat di ujung teluk berbatu di atas lautan, benar-benar dramatis. Inilah ikon Kota Casablanca yang wajib dikunjungi. 

Arsitektur masjid ini terutama minaretnya, selalu sama dan merupakan khas minaret masjid-masjid di Maroko. Kotak dan panjang menjulang ke atas. 

Konon, minaret Masjid Hasan II merupakan yang paling tinggi di dunia dengan ketinggian 210 meter (689 kaki) dan memiliki kapasitas 25 ribu orang jamaah diluar pelataran yang mampu menampung 80 ribu jemaah. 

Masjid Hasan II secara keseluruhan berukuran sangat besar dengan dekorasi interior ruang sholat yang mengagumkan dengan ukiran tangan para pengukir profesional di bidangnya ditambah dengan dekorasi hasil cetakan semen. 

Sebuah tim besar para maestro pengukir di pekerjakan khusus menangani proyek pembangunan masjid ini. Bahan bahan terpilih berupa kayu kayu cedar dari kawasan Pegunungan Atlas, batu pualam dari pegunungan Agadir dan batuan granit dari Tafroute. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun