Mohon tunggu...
Filipus Tusanto
Filipus Tusanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Landscape Architect

Gardening Can Heal Your Soul

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mencari Seikat Sayur di Pekarangan Sendiri

12 Februari 2021   17:18 Diperbarui: 12 Februari 2021   21:59 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melihat dari dampak yang ditimbulkan oleh COVID-19, orang-orang dihimbau oleh pemerintah untuk menghindari keramaian dan tetap di rumah. Keramaian merupakan tempat yang dapat menularkan secara cepat COVID-19. Banyak kerugian yang dialami oleh masyarakat, sehingga perlu penanganan yang tepat. Masyarakat diajak untuk mencoba menghindari keramaian ditengah aktivitas sehari-hari yang dijalani. Hal ini dilakukan untuk mempercepat penanganan selama pandemi COVID-19 dalam aspek kesehatan maupun sosial-ekonomi.

Selama pandemi COVID-19 dalam pengaturan pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari khususnya kebutuhan pangan, perlu adanya pemanfaatan lahan kosong untuk mencukupi kebutuhan pangan mandiri maupun keluarga, sehingga dapat menghemat pengeluaran. Dalam dunia pertanian, lahan kosong memiliki peran penting ketika pandemi COVID-19 jika dimanfaatkan sebagai kebun bergizi. Kita tidak perlu pergi ke pasar maupun beli pada penjual sayur, tetapi kita dapat memanfaatkan lahan kosong di pekarangan rumah untuk mendapatkan aneka sayur yang telah ditanam. Manfaat lain yang dapat dirasakan dapat mengemat pengeluaran, karena tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli sayur. Meskipun manfaat yang dirasakan terasa kecil tetapi tetap berarti, apalagi jika ditanam secara organik dan tanpa pestisida beracun dalam mengendalikan hama pengganggu tanaman.

Perlukah Menanam?

Saat ini ditahun 2021 proses belajar dan mengajar masih dilakukan secara online. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh kita dan saya sendiri masih sebagai orang yang menimba ilmu di sebuah institusi pendidikan formal untuk mengisi waktu luang selama aktivitas dirumah. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan untuk para orang tua, maupun saudara. Kegiatan menanam dapat menghemat pengeluaran sehari-hari dan hal yang paling asik (berkesan) saat hasil panen melimpah dapat dijual ke tetangga maupun tukang sayur.

Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda tentang menanam. Ada yang beranggapan menanam merupakan hal membuang-buang waktu, membosankan, kotor, dan lain-lain. Akan tetapi menurut saya pribadi, ketika menanam dapat memunculkan perasaan senang, kesabaran tumbuh dalam diri ini, dan lain-lain. Perasaan senang didapatkan ketika kita melihat tanaman yang hijau-hijau maupun penuh warna di pekarangan sendiri dan hal yang paling berkesan saat memanen tanaman yang sehat dan segar-segar. Bercocok tanam dari awal mulai dari mempersiapkan media tanam, menaburkan benih, melakukan penyiraman, perawatan tanaman, dan panen menumbuhkan kesabaran dalam diri walaupun secara tidak langsung.

Lahan Sempit Tidak Menjadi Masalah

Kata-kata umum yang sering terucap dari mulut orang salah satunya yaitu “tidak punya lahan”. Baiklah, mari kita ubah kata-kata “tidak punya lahan” atau kata-kata yang terngiang-ngiang dipikiran kita menjadi “Mulai Aja Dulu”.

  • Mulai dari lahan sempit tidak menjadi masalah, terpenting ada sinar matahari meskipun hanya menyinari setengah hari tanaman dapat tumbuh. Di lahan ini, meskipun tanaman hanya mendapatkan sinar matahari setengah hari mulai pukul 12.00 – 16.00 WIB, tetapi pertumbuhan yang didapatkan maksimal seperti tanaman yang terkena sinar matahari seharian penuh.

  (Dokpri)
  (Dokpri)
  • Mulai dari barang bekas seperti besek yang dimanfaatkan sebagai wadah untuk persemaian (menumbuhkan benih). Sebenarnya besek dari bambu merupakan salah satu alternatif wadah dalam melakukan penyemaian benih dan terpenting tanah untuk penyemaian harus gembur.

Mulai dari barang bekas seperti besek yang dimanfaatkan sebagai wadah untuk persemaian (menumbuhkan benih) - dokpri
Mulai dari barang bekas seperti besek yang dimanfaatkan sebagai wadah untuk persemaian (menumbuhkan benih) - dokpri
  • Mulai dari barang-barang bekas misalnya botol bekas sebagai wadah untuk menanam, bisa digantungkan di tembok rumah maupun diletakkan dibawah. Pemilihan jenis tanaman juga perlu dipertimbangkan ketika menggunakan media botol bekas sebagai wadah untuk menanam serta kondisi sekitar. Berkaitan dengan polusi udara dan rumah saya dekat dengan jalan yang dilalui oleh motor/ mobil, sehingga saya memilih tanaman bawang merah dan bawang putih yang dipanen umbinya untuk meminimalisir polusi yang terserap oleh tanaman. Tanaman yang tercemar polusi, jika dimakan akan berdampak pada kesehatan kita.

Mulai dari barang-barang bekas misalnya botol bekas sebagai wadah untuk menanam, bisa digantungkan di dinding rumah maupun diletakkan dibawah - dokpri
Mulai dari barang-barang bekas misalnya botol bekas sebagai wadah untuk menanam, bisa digantungkan di dinding rumah maupun diletakkan dibawah - dokpri


  • Mulai dari polybag (wadah untuk tananam) yang mudah didapatkan di toko pertanian. Polybag bisa didapatkan dengan harga murah dan banyak macam ukurannya tergantung tanaman yang akan ditanam.

Mulai dari polybag (wadah untuk tananam) yang mudah didapatkan di toko pertanian. - dokpri
Mulai dari polybag (wadah untuk tananam) yang mudah didapatkan di toko pertanian. - dokpri


  • Mulai dengan instalasi hidroponik yang agak mengeluarkan biaya saat awal pembuatan, perawatan mudah dilakukan, dan tidak menggunakan tanah. Perawatan yang sering dilakukan hanya menambahkan air dan nutrisi ke bak penampungan. 

Mulai dengan instalasi hidroponik yang agak mengeluarkan biaya saat awal pembuatan, tetapi saat perawatan mudah dilakukan dan tidak kotor. - dokpri
Mulai dengan instalasi hidroponik yang agak mengeluarkan biaya saat awal pembuatan, tetapi saat perawatan mudah dilakukan dan tidak kotor. - dokpri


Masih banyak lagi cara-cara yang bisa dilakukan dalam hal menanam, terpenting lakukan dengan ikhlas apa yang kita kerjakan, dan hasil tidak akan menghianati usaha kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun