Dunia merona d sisi timur, namun lebih kerontang dari sisi barat. Hal ini juga berlaku untuk sisi utara dan sisi selatan. Tergantung bagaimana cara anda melihatnya. Itulah naluri kebangsaan. Indonesia sudah pongah lewat kearifannya, namun lemah karena kebhinekaannya. Mudah diadu domba layaknya seekor ikan cupang. Negara ini belum terlalu tua, merdeka juga baru 72 tahun. Mungkin karena itulah, ketika percikan api menyambar satu sumbu, maka petasan akan meletus tanpa kendali. Semua itu hanya akan semakin melemahkan persatuan.
Indonesia semakin diperhitungkan dunia, ketika pak Jokowi naik menjadi presiden ke-7. Indonesia mempunyai lebih dari 700 suku bangsa. Dan itu menjadi yang terbesar di dunia. Promosi demi promosi terus digaungkan, baik melalui media masa maupun iklan di televisi. Tidak ada tujuan lain kecuali untuk semakin mengibarkan nama Indonesia di kancah dunia. Dari luar, Indonesia terlihat seperti negara yang menjunjung tinggi nilai toleransi, namun dari dalam, bara api sedang berkobar melumerkan setiap sendi-sendi bangsa. Siapa yang kalah? Tentunya kita semua sebagai anak bangsa yang peduli terhadap khasanah keIndonesiaan, dan di sisi lain para pemangku intoleransi tertawa menganga, melepaskan energi kotor mereka. Dampak negatif yang ditimbulkannya sangatlah besar bagi bangsa ini. Perpecahan mengatasnamakan golongan marak terjadi, semua beranggapan bahwa dari golongannyalah yang berhak mendominasi bangsa ini.
Lalu, apakah yang harus kita lakukan untuk menyelamatkan bangsa ini? Tidak ada jalan lain, kecuali semakin memperkuat persatuan antar sesama umat beragama. Saling menjaga, melindungi dan menghargai ajaran antar umat beragama. Mas Awan, sosok pria jenius asal Purworejo tampil menjadi duta toleransi Indonesia. Lewat tulisannya yang sudah dipublikasikan lewat beberapa media online, dirinya mengedukasi warga untuk lebih mempererat persatuan dan silaturahmi sesama warga negara. Lalu apa hubungan antara Mas Awan dengan presiden Jokowi, sudah dipastikan tidak ada hubungannya sama sekali. Namun yang jelas, pesan positif terus disampaikan guna tetap menjaga rasa persaudaraan di kalangan masyarakat. Salam berbudaya.