Mohon tunggu...
Mas Awan
Mas Awan Mohon Tunggu... Bankir - Mas Awan

Lahir dari keluarga sederhana di sebuah kota cantik bernama Purworejo, membawa pesan singkat tentang indahnya dunia, Inilah saya Mas Awan. Seorang bankir, pecinta sejarah, dan tentunya seorang ayah yang baik buat keluarganya 😊😊😊

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyoal Masyarakat yang Menkonsumsi Daging Anjing

15 Desember 2018   16:02 Diperbarui: 15 Desember 2018   16:10 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir-akhir ini kita disuguhkan dengan sebuah tontonan lagu anak kecil yang sedang asyik menyanyikan lagu dengan sangat fasehnya. Lagu tersebut tanpa judul, tanpa aransemen yang jelas, hanya sebuah lagu candaan saat anak kecil bermain. Namun, efeknya sangat besar dan viral di berbagai media sosial. Bahkan, lagu lucu-lucuan inipun ditiru, diganti liriknya, digubah ke dalam lagu beberapa bahasa di Indonesia. Apakah dampaknya?

Jauh di seberang sana, entah di belahan bumi mana. Anjing yang notabene adalah hewan peliharaan manusia, menjadi santapan bahkan kudapan lezat para penikmatnya. Bagi masyarakat  muslim sangat jelas, memakan daging anjing adalah haram hukumnya, bahkan tersenggol atau terkena air liurnya saja, diwajibkan harus dicuci sebanyak tujuh kali. Tidak menutup kemungkinan, agama lain juga sama demikian halnya. 

Anjing merupakan hewan peliharaan dan bukanlah hewan pedaging yang bisa dimakan begitu saja. Memang, di dunia ini masih banyak yang masih mengkonsumsi hewan bertaring ini, pengawasan dan etika moral dari pemangku kekuasaan belum ada tindakan yang jelas.

Beberapa saat lalu, kita sama-sama saksikan video yang beredar atas penyiksaan anjing pada saat akan diolah menjadi makanan. Hewan tersebut dipukul terlebih dahulu, digantung, diceburkan ke dalam panci berisi air mendidih dalam keadaan hidup-hidup. Dimakanah rasa perikemanusiaan mereka? Ayam saja apabila akan dipotong terlebih dahulu harus didoakan, dibersihkan bulu yang ada di lehernya, dipotong menggunakan pisau yang tajam, serta tidak boleh disakiti terlebih dahulu.

dokpri
dokpri
Mungkin saja dunia ini sudah tidak mengenal apa yang namanya perikehewanan. Mata kita telah tertutup bagi hewan-hewan ini. Seakan-akan hewan adalah makhluk tanpa akal dan pikiran, sehingga kita diperbolehkan untuk mengeksploitasi mereka sesuka hati. Di negara-negara maju seperti Jerman, Belanda, dan Inggris, telah ditetapkan aturan bahwa memakan daging anjing itu dilarang, dalam bentuk apapun. Bukan karena hewan tersebut najis, atau sejenisnya, namun aturan itu diberlakukan karena anjing adalah sahabat manusia yang wajib diperlalukan layaknya manusia. Bahkan, masyarakat primitif di daerah pesisir masih menggunakan jasa anjing untuk menemani mereka dalam berburu, menjaga rumah-rumah mereka dari hewan buas. Perlakuannyapun sama, anjing dimandikan, diberikan makanan yang layak, dan tempat tidur yang nyaman.

Mari sejenak kita hentikan kebodohan ini dengan tidak mengkonsumsi anjing sebagai makanan manusia, perlakukan anjing selayaknya makhluk hidup lainnya yang butuh kenyamanan dan hak hidup. Ganti lagu "Makan daging Anjing dengan sayur kol" dengan lagu "Makan daging ayam dengan sayur kangkung". Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun