Mohon tunggu...
Mas Awan
Mas Awan Mohon Tunggu... Bankir - Mas Awan

Lahir dari keluarga sederhana di sebuah kota cantik bernama Purworejo, membawa pesan singkat tentang indahnya dunia, Inilah saya Mas Awan. Seorang bankir, pecinta sejarah, dan tentunya seorang ayah yang baik buat keluarganya 😊😊😊

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Indahnya Bersyukur

12 Desember 2018   14:30 Diperbarui: 12 Desember 2018   14:41 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Momen kebersamaan dalam nuansa syukur (Dokpri)

Manusia dilahirkan memiliki 2 sisi yang berbeda. Yang pertama adalah sisi kebaikan, dan yang kedua adalah sisi keburukan. Terlepas dari itu semua, manusia memiliki akal pikiran yang tidak lupa disematkan oleh Allah SWT pada saat penciptaannya, sehingga manusia mampu membedakan antara yang salah dan yang benar. 

Tidak semua makhluk hidup berkesempatan untuk dapat menikmatinya, hanya manusia saja yang bisa menikmati kegunaan akal pikiran tersebut. Akal pikiran manusia berasal dari 2 sumber abadi, yaitu hati dan otak. Apabila keduanya digabungkan menjadi sebuah racikan, outputnya adalah akal pikiran yang mengendalikan hawa nafsu kita.

Manusia di dunia ini hidup dalam godaan iblis dan setan. Mereka bertugas mengarahkan dan membimbing kita ke dalam hawa nafsu yang tidak terkendali. Hawa nafsu itu dapat berupa godaan dalam bentuk materi maupun spiritual. Di dalam prakteknya, manusia dibekali dengan sebuah intuisi akal pikiran, yang kemudian di dalam mitos Jawa disebut dengan Nalar. 

Nalar manusia sangat berguna ketika manusia dihadapkan kepada dua pilihan antara baik dan buruk. Secara tidak langsung, otak akan bereaksi ketika menemukan hal baru, setelah itu hati juga ikut bekerja membantu otak. Manakah yang akan dipilih dari keduanya, apakah buruk? Atau baik.

Sebagai manusia yang normal, wajar apabila kita ingin menjadi manusia yang paling hebat, kaya raya, pandai, tampan atau cantik, selalu dalam keberuntungan. Apapun yang kita inginkan harus tercapai, apa yang kita mau harus terpenuhi. Ini adalah salah satu contoh dari hawa nafsu manusia. Hawa nafsu ini apabila tidak dikendalikan dan diarahkan, akan menjadikan manusia menjadi hilang akal dan kesadaran. 

Maka dari itu, Allah SWT membekali diri kita dengan akal pikiran yang terkoneksi langsung dengan hati. Kadangkala, kita sebagai manusia mengharapkan sesuai dari Allah SWT, namun belum dapat terwujud, reaksi kita sebagai manusia pasti akan kecewa dan marah. Dengan akal dan pikiran itulah, rasa kesabaran dan keikhlasan akan tumbuh. Jiwa kita akan tersadar, dan aliran darah positif mengalir ke otak hingga merasuki hati. Mungkin ini belum menjadi hak saya, mungkin ini belum menjadi milik saya. Nilai-nilai seperti itulah yang wajib kita miliki sebagai manusia.

Nabi Besar Muhammad SAW mengajarkan kepada kita untuk tepat bersyukur atas apa yang telah Allah SWT berikan kepada kita, tetap ikhlas menerima cobaan dan godaan, serta terus berupaya memperbaiki diri. Niscaya, masa-masa indah di dalam kehidupan ini akan terasa dan mengalir seperti air surgawi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun