Mohon tunggu...
Nur Rakhmat
Nur Rakhmat Mohon Tunggu... Guru - Guru yang Belajar Menjadi Guru

Nur Rakhmat. Pembelajar yang belajar untuk belajar bermanfaat bagi sesama. Saat ini mengajar di SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang. Berusaha selalu aktif menulis dan memberikan kontribusi positif untuk kemajuan pendidikan. Aktif di forum dan komunitas literasi serta kepenulisan di Kota Semarang dan Jawa Tengah. Bisa dihubungi di FB Nur Rakhmat dan Nurrakhmat Blogguru Indonesia. Salam Sukses Selalu ...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Optimalisasi Pendidikan Keluarga di Bulan Puasa

21 September 2019   01:59 Diperbarui: 21 September 2019   01:58 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Optimalisasi Pendidikan keluarga di Bulan Puasa

Oleh : Nur Rakhmat

Pendidikan adalah tanggungjawab kita bersama. Namun, banyak yang beranggapan pendidikan adalah tugas lembaga sekolah belaka. Padahal sesuai yang diamanatkan undang undang, pendidikan digolongkan pada 3 hal, yaitu pendidikan formal, non formal, dan informal.

Keluarga sebagai unsur utama pendidikan informal sangat penting perannya membangun sumber daya bangsa melalui anak. Nah, Ramadan sebagai bulan pendidikan, hemat kami adalah momentum tepat sebagai media optimalisasi aplikasi pendidikan karakter terhadap anak.

Lalu bagaimana gambaran optimalisasi pendidikan keluarga di bulan puasa ini?

Kebersamaan dan Keteladanan

            Sebagaimana dikatakan dalam Pasal 27 ayat 1 bagian keenam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, dikatakan bahwa pendidikan informal itu menjadi tanggung jawab keluarga yang bisa diselenggarakan dalam kegiatan belajar mandiri. Dan berdasar Undang Undang tersebut, pendidikan keluarga juga berperan penting membentuk generasi yang hebat, cerdas, dan berkarakter bersama sama dengan ranah pendidikan formal dan nonformal.

            Selain itu, keluarga sebagai salah satu komponen dari Tri Pusat Pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara juga merupakan salah satu faktor utama selain potensi bawaan (heredity) dalam membentuk karakter dan sifat anak sebagai konsekuensi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya.(Baharuddin, 2009 : 71).

Maka, hemat kami, berdasar keterangan tersebut bentuk optimalisasi pendidikan keluarga yang pertama adalah ngaji bareng kelurga. Bentuk kegiatannya bisa berupa mengaji Alquran dengan ayah atau ibu yang mengajari atau juga bisa dengan mengundang ustadz ke rumah dengan ayah, ibu, dan seluruh anggota keluarga mengaji bersama sama.

Kegiatan yang kedua yaitu buka bersama. Maksudnya adalah anak melakukan buka bersama ayah ibu dan keluarga di rumah. Sehingga saat buka bersama tersebut ada komunikasi yang terbentuk antar anggota keluarga dan juga ada quality time (qtime) atau waktu berkualitas yang merupakan salah satu faktor pendukung berhasilnya pendidikan anak.

Selain itu, dengan anak buka bersama keluarga di rumah orang tua bisa mengontrol anak menjalankan ibadah. Mengapa demikian? Karena biasanya jika anak buka bersama di luar dan tidak dengan keluarga, kecenderungan anak untuk salat tarawih itu tidak ada. Mereka cenderung akan mengikuti kegiatan teman setelah buka bersama seperti nongkrong atau main game saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun