Mohon tunggu...
marzani anwar
marzani anwar Mohon Tunggu... -

Peneliti Utama at Balai Litbang Agama Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dosa Sosial Komunitas Eden

17 Agustus 2015   17:13 Diperbarui: 17 Agustus 2015   17:20 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beberapa waktu yang lalu, saya menurunkan tulisan tentang Komunitas Eden di forum ini. Sebuah komunitas keagamaan, yang telah menyedot banyak perhatian. Terutama sistem kepercayaan dan pemikirannya yang sangat kontroversial. Klaim Lia Eden sebagai pimpinan komunitas, yang mengaku menerima wahyu dari Tuhan melalui mlaikat Jibril, bahkan dia sendiri mengaku sebagai ruhul kudus itu sendiri. Dari klaim nya seperti itu, ia sering menebar ramalan mengenai nasib umat manusia akhir zaman. Namun semua ramalan itu tidak pernah menjadi kenyataan.

melalui m ilisnya komunitas eden.com, belakangan ia memberikan penjelasan mengenai keikhlasannya dalam mengawal tugas kerasulannya, ia mengaku untuk terus menjagga kesuciannya. Oleh karena itu, dalam keadaan apapun komunitas ini tidak mau menerima atau memanfaatkan bantuan, dari siapapun orangnya yang belum disucikan.  pulang. Namun yang ironis, sebagaimana pengakuan dalam milis tersebut, bahwa sumber dana Eden untuk sekarang ini adalah dari dua oramg angggotanya yang benama Bpk. Arifin dan Elfa Diasmara. Nama yang disebut pertama adalah mantan dosen fakultas Teknik UI. Sedangkan yang kefua, yakni Elfa Diasmara, adalah seorang karyawan perusahaan swasta yang berkantor di kawasan bisnis Kuningan. Saya tahu, bahwa Elfa adalah anggota baru, yang masuknya ke Eden sejak akhir Mei 2015. Sejak ia masuk Eden setelah menjalanii ritual pensucian. Sejak itu ia terus bertempat tinggal di rumah Jl Mahoni 30, pusatnya komunitas ini. Sampai sekarang, Agustus, Elfa yang sudah berumahtangga dan dikaruniai 2 anak itu, ia tidak pernah pulang menemui isteri dan anaknya, begitu masuk Eden ia berhenti menafkahi keluarganya. Seluruh gajinya diserahkan ke Eden, dengan alasan 'untuk membiayai kepentingan Tuhan'. Tangisan sang isteri dan anak-anak tidak dihuraukan. 

Ironisnya, bahwa penelantaran anak isteri itu terjadi justru sejak ia 'disucikan' di Eden. Oleh saudara2nya sudah diingatkan tentang kewajiban menafkahi keluarganya tersebut, namun justru ia beralasan 'lebih mendahulukan kepentingan tuhan'. Kesediaan Elfa menyerahkan seluruh gajinya ke Eden itu, dianggapnya sebagai cara tuhan membantu Eden  Padahal pada gaji Elfa itu ada bagian yang menjadi hak sang isteri dan anak anaknya. 

Kasus ini tidak hanya membuktikan bahwa  komunitas Eden tidak hanya menyesatkan secara teologi, tapi telah melecehkan tanggungjawab kemanusiaannya. Merampok hak hak orang, dengan secara paksa. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun